Tuhan menciptakan manusia dengan bentuk yang sempurna, memiliki akal pikiran juga perasaan. Manusia adalah makhluk yang sama di mata Tuhan, yang mebedakan adalah amal dan perbuatanya. Yang gendut juga manusia, yang kurus juga manusia, yang hitam juga manusia, yang putih juga manusia, yang miskin juga manusia, yang kaya juga manusia. Meskipun terkadang di mata manusia sendiri, mereka memandang satu sama lain dengan cara yang berbeda.
Saya adalah salah satu manusia juga, iya, dan saya memiliki pikiran yang terkadang membuat saya risih sendiri. Kenapa sih saya harus memikirkannya? Tapi pertanyaaan itu datang dengan sendirinya ke dalam pikiran saya, ketika saya bertemu dengan manusia yang baru saya temui, saya berpikir "wah, ternyata ada orang seperti ini di dunia". Ketika saya sedang ada di dalam sebuah bis yang penuh, saya melihat begitu banyak manusia-manusia sibuk disana. Mau kemana mereka? Dimana rumah mereka? Seperti apa rumahnya? Apa yang manusia-manusia ini lakukan tadi pagi? Bagaimana masa kecil yang mereka jalani? Apa kesedihannya sekarang? Apa bebannya? Apa kebahagiaannya? Apakah BAB nya lancar? Apakah yang sedang mereka pikirkan? Bagaimana kehidupan yang mereka jalani hingga bisa seperti ini? Siapa manusia lain yang di cintai manusia ini? Apakah ada manusia yang lain yang merindukan manusia yang sedang di hadapan atau yang sedang saya lihat ini? Apakah manusia lain itu iri kepada saya karena saya bisa melihat manusia ini dan begitu dekat dengannya? (seperti saya yang iri kepada orang yang sedang dekat dengan orang yang sedang saya rindukan saat ini) Dan, masih banyak lagi pertanyaaan lainnya yang membuat saya berfikir, dunia sangat penuh dan sesak.
Belum lagi manusia-manusia asing yang saya temui, seperti di airport, luar negeri, dan orang-orang yang terlihat hidup dengan baik, bahkan terlalu baik. Mereka terlihat berbeda secara fisik dan tentu saja mereka asing, mereka seperti hidup di dunia lain yang lebih baik, bukan dunia yang saya jalani sekarang. Tapi kenyataannya, mereka juga adalah manusia, sama seperti saya. Hidup di dunia yang sama dengan saya. Tapi, apakah mereka benar-benar menjalani hidup seperti saya? Memiliki keluarga dan orang yang di cintai? Saya bahkan berfikir, mereka semua tidak benar-benar hidup, mereka ada di sini, di tempat ini, adalah sebagai pemeran pendukung, dan saya adalah sebagai pemeran utamanya, seperti cerita di drama korea W Two World. Serem juga sih. Tapi, sungguh mengagumkan kehidupan ini, berjuta-juta manusia hidup bersama-sama dalam satu dunia, saya salah satu di antaranya. Sama-sama bernafas, sama-sama makan, sama-sama mencintai dan di cintai, sama-sama buang hajat, sama-sama memiliki kesibukan, dan sama-sama dalam banyak hal lainnya.
Bayangkan satu hal lain lagi, betapa sibuknya malaikat di dunia ini. Mereka harus mencatat semua amal perbuatan manusia-manusia ini. Ini hanya sebatas manusia yang saya temui, belum lagi kalau saya keluar dan melihat lebih banyak lagi manusia. Yang sedang berdemo, yang sedang menonton sebuah pertandingan, yang sedang menonton konser, yang sedang sekolah, yang sedang di kantor, yang sedang sibuk di pasar, di terminal, di stasiun, di Mekkah, di tempat-tempat lainnya di dunia. Begitu banyak manusia-manusia ini, dan begitu banyak yang saya fikirkan. Bukan hanya saya yang hidup di dunia, bukan hanya saya yang sedang ada dalam masalah, bukan hanya saya yang sedang ada di dalam kesedihan, kebahagaiaan, dan bukan hanya saya manusia yang bersyukur. Lantas, untuk apa saya memikirkan semuanya, what's the big deal?! idk tbh...
(Menulis ini gara-gara mikirin pramugara yang gantengnya maximal, baik hati dan tidak sombong, lagi ngapain ya dia sekarang? gjlzbgt)
(Menulis ini gara-gara mikirin pramugara yang gantengnya maximal, baik hati dan tidak sombong, lagi ngapain ya dia sekarang? gjlzbgt)
sebagai salah satu manusia, saya juga memikirkan manusai manusia lain... sama kayak yang kamu pikirin, kenapa mereka bisa begini, gimana mereka bisa begitu, ya... akhir akhir ini saya banyak bengong apalagi waktu malem sebelom tidur, kadang saya meresa kok kayak pikarunyaeun gitu fit, kadang saya bingung apa yang mesti saya pikirin gitu, kok kayaknya saya gak punya cita cita gitu, gimana ya... lost track gitu, gak ada motivasi gitu. rasanya 3 tahun kebelakan saya gak kayak gini deh, saya harap keadaan ini bisa secepatnya berubah, entah oleh apa saya gak peduli... saya harap ada kebaikan yang menunggu saya dikemudian hari.
BalasHapusyah itu lah salah satu curhatan manusia random yang ada didunia ini, saya kira gak cuma saya yang mikir kayak gini....
eh apa ini karna saya kurang bersyukur aja ya? atau saya selalu iri sama orang lain? iya iya, saya sering ngerasa gitu, saya juga kadang ngeremehin orang lain, sepertinya saya kurang sodakoh. saya juga jurang olah raga, saya juga males bersih bersih rumah apa lagi cuci motor, ih parah ya saya kok banyak kurangnya.
apa karna kebanyakan kerja ya? ini tahun ke 8 saya bekerja dan belom pernah pindah dari pertama masuk kerja... dan taun ini rasa jenuh mulai muncul lagi. ini jenuh taunan, saya gak tau ini jenuh sementara atau jenuh yang bikin saya bener bener ngundurin diri, masih ada 4 bulan lagi sampe musim taun ini selesai... rasanya melelahkan sekali... hahhhhh enaknya ngeluh...
Kayaknya kamu juga kurang minum air putih.
HapusSama sih, saya sama kayak kamu, banyak ngeluhhhh terus. Banyak berfikir terutama sebelum tidur dan kalau lagi di kamar mandi. Pikiran saya jadi lebih terbuka gitu, apa tujuan saya hidup? Umur udah mau seperempat abad masih gini gini aja. Selama 7 tahun kerja ini, apa aja yang sudah saya dapatkan dan apa yang saya miliki? Tiba tiba feels nothing gitu. Dan saya jadi ciuttttt, apalagi sampai membandingkan dengan rumput tetangga yang lebh hijau :( kondisi jadi semakin buruk dan BB turun.
Tapi tenang saja, biasanya kejenuhan itu akan hilang setelah gaji naik dan THR cair. Mudah-mudahan. InsyaAllah.