Senin, 13 Februari 2017

Lembayung Jogja

Hari ini sebenarnya cukup cerah sejak seminggu sebelumnya hujan selalu turun berhamburan sepanjang hari, membuat saya malas bangun, malas mandi, malas gosok gigi, kerja apalagi. Tapi hari ini matahari bersinar terang dari pagi hingga siang ini, bunga-bunga bermekaran indah dan wangi, suara adik-adik kecil nyaring bernyanyi, karena memang di rumah uwa tempat saya tinggal ada TK yang setiap pagi di penuhi anak-anak kecil yang masih tidak mengerti kerasnya hidup ini. Tapi secerah apapun hari ini, tetap saja saya malas bangun, malas mandi, malas gosok gigi, kerja apalagi. Huaa!


Saya lelah, sungguh. Di mulai sejak pertengahan Januari 2017 saya ke Jogja selama 4 hari pulang pergi naik mobil yang kamu tahu lah, saya memang tidak terlalu berteman dengan perjalanan jarak jauh naik mobil. Ke Jogja kan 12 jam naik mobil T_T, untung aja kemaren mobilnya cakep (mobil Ibu Komisaris) jadi frekuensi mabuknya agak berkurang gitu lah, gengsi juga masa pake HRV muntah. Tapi sebagus apapun mobilnya kalo supir nya Gebez ya gak ada mendingnya. Gebez itu nama orang, nama supirnya. Kamu bisa rasakan lah getaran aura dari namanya aja sudah mencerminkan kecepatan tak terkendali. Begitulah kira-kira. Nyawa hanyalah sebuah peruntungan baginya, mau nabrak truk sudah menjadi hal biasa baginya, deg-degan takut mati adalah olahraga jantung baginya. Saking kebanyakan olahraga jantungnya sampai turun berat badan saya. Tapi syukurlah karena Gebez, semua yang ada di mobil jadi lebih ingat sama Tuhan, jadi lebih bisa menghargai nyawa dan hidup nya, jadi lebih sering berdzikir dan istighfar. MasyaAllah..

Nah, di Jogja ini lah saya di berikan kesempatan melihat Pantay! Uuunchh.. Jadi memang rumah teman saya di belakangnya ada pantaynya, jadi deket lah cuman 5 menit doang pake motor, kita bisa sampai ke Pantai Baru, Pantai Goa Cemara, dan pantai lain-lainnya hahaahaaah. Karena gak sabaran, jam 6 pagi kita udah jalan meskipun hujan gerimis, padahal udah di larang sama orang rumah, tapi namanya hasrat yah sudah tidak bisa di bendung lagi. Kalau kata orang Sunda mah manguyuhankeunlah hujan-hujanan pagi-pagi padahal malemnya baru sampe ke Jogja. Uyuhannn

Kucluk-kucluk akhirnyaaaa sampai juga. Sudah lama sejak 7 tahun yang lalu, saya bisa kembali merasakan empuknya pasir di telapak kaki saya, menghitung berkali-kali ombak yang menjilati jejak kaki saya, buih-buih laut yang menghilang, merasakan puyeng-puyeng kepalanya gara-gara sedikit mabuk laut, dan ah iya airnya, hmm masih terasa asin ternyatah : )) Uhh lebay. Padahal waktu itu hujan gerimis, tapi mayan deres sih, tapi seneng aja gitu. Horeeeee pantay! Gapapa meskipun pantaynya jadi keruh karena hujan, meskipun langitnya mendung, meskipun ombaknya jadi agak serem-serem gitu, tapi suaranya itu loh hmmm Raisa mah kalah merdunya. Karena hujannya makin deres, takut sakit masuk angin soalnya acara inti ke Jogja itu kan besok, jadi terpaksa mainnya cuman sebentar. Meskipun begitu saya basah kuyup bukan karena nyebur ke laut tapi karena hujan-hujanan.


Selepas acara inti yang melelahkan dan membuat kaki saya kram karena harus bersama heels selama 7 jam, saya kembali di ajak teman melihat 1 pantay lagi. Mungkin kasihan liat saya cuman kehujanan di pantay, jadi di sore terakhir kami disana, kami kembali mengunjungi sebuah pantai bernama Pantai Glagah. Cuacanya sangat mendukung, mataharinya sungguh menggoda di langit. Jogja juaranya senja deh! Karena sudah sore dan masih pake kostum kondangan, kami memutuskan untuk tidak main-main sama air, tapi kongkong manja aja di tepi jalan di tengah pantay. Sumpah deh pantaynya baguusss banget : (( Coba Cipanas punya beginian. Airnya warna biru bersih tapi karena senja lagi seksi-seksinya jadi kelihatan cakep banget deh lautnya, biru jingga gold dan pink gitu. Kayak di Korea gitu lautnya. Betaahh gamo pulang monya tinggal disini ajaaaa : ((

Mungkin 1 jam saya hanya duduk berhadapan dengan senja yang perlahan-lahan turun dan mengubah langit menjadi warna-warni, seperti hanya kami yang duduk berdua, melihat kebahagiaan orang-orang yang bersuka cita dengan ombak yang ramah, hangat rasanya, damai rasanya, bahagia sekali rasanya. Begitu sempurna ciptaan Tuhan, saya bahkan tidak mau melewati 1 detik dari moment itu, bahkan kalau bisa saya tidak usahlah berkedip. Berkali-kali di foto juga hasilnya sangat berbeda apa yang terlihat di kamera dengan apa yang terlihat langsung dengan kedua mata saya yang bulat ini, langsung tersimpan di dalam hati. Ternyata saya adalah penggemar berat langit, senja, dan pantayyyy : ((

I have my own sunset, it is you, sinking into my head

 
Tenggelamnya matahari juga berarti berakhirnya saya disana, saya harus kembali dengan berat hati. Uh masih betah! Langitnya masih berwarna ungu pink biru tua, belum gelap. Tapi ketaatan kepada Tuhan tetap saja nomor wahid, panggilan-Nya tidak boleh di abaikan. Apalagi besok pagi saya harus kembali ke Bekasi, bersama Bang Gebez, yang mana saya harus lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, karena namanya juga resiko yah. Yah gitu lah kamu paham mungkin yah.

Alhamdulillah berangkat dan pulang dengan selamat tanpa kekurangan apapun, baik buruknya setiap kejadian yang kami alami selama dalam perjalanan dan selama di Jogja selalu menjadi pelajaran dan banyak hikmahnya. Juga menjadi rekor muri dalam kehidupan saya seumur hidup, yaitu tidak mabuk dalam perjalanan 12 jam naik mobil. Itu rekor loh buat saya. Secara gituloh, dari Cipanas – Pangandaran aja dulu 7 kali muntah dan hilang BB 2 kilo padahal 7 jam perjalanan naik bis. Jadi ini suatu kebanggaan yah untuk saya pribadi, karena itu saya ucapkan terimakasih kepada keluarga yang senantiasa terus mendukung dan mendoakan saya, teman-teman yang setia mendampingi dan menyemangati saya selama perjalanan, dan juga tidak lupa kepada sopir kami, Bang Gebez, yang selalu membuat saya olahraga jantung dan terus beristighfar sampai lupa mabuk. Terimakasih. Terimakasihhhhh.

Dan seminggu kemudian, saya kembali di tugaskan ke tempat yang jauh untuk mendampingi jamaah umroh. Mendadak sih, tapi mau gimana lagi namanya tugas dari Big Boss dan juga tentunya yang paling utama adalah panggilan dari Allah SWT. Alhamdulillah siap tidaknya harus di siap-siapkan. Sibuk sendiri deh pulang pergi ke Cipanas bawa perlengkapan baju koper dan lain-lain sama si Ruben, hiks. Mana tanggal berangkat adalah tanggal dimana tamu bulanan datang. Uhh gak sempat pergi ke bidan. Tapi ceritanya akan saya ceritakan di post berikutnya deh Insya Allah. Semoga ada umurnya semoga tidak ada malesnya. Aamiin.



"Judul Post terinspirasi dari lagu berjudul Lembayung Bali by Saras Dewi yang sedang saya dengarkan saat ini."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar