Senin, 27 Februari 2017

Perjalanan Pertama, 28 April 2013

Ada orang yang ingin pergi, berkeliling dunia, membuktikan dengan mata kepalanya seberapa luas planet bernama Bumi ini terbentang, menginjakan kaki di setiap belahan negeri dan memenuhi stampel visa di paspor nya. Berkelana, traveling, backpacker, atau untuk sekedar menghabiskan sedikit uang yang tersimpan terlalu banyak di rekening bank nya. Ada orang yang ingin pergi, cukup mengelilingi negaranya saja, membuktikan bahwa di neraganya yang luas ini, dia mampu menemukan apa yang selama ini dia cari. Ada orang yang ingin pergi, ke Ibu Kota negaranya sendiri, melihat seperti apakah gedung-gedung pencakar langit, yang katanya bertengker dengan kokoh saling tinggi. Di kampung tempat tinggalnya saat ini mana ada bangunan tinggi selain tiang-tiang listrik berkarat dan tempeli iklan sedot WC sampai puluhan kali. Bahkan Uwa saya sendiri, ketika di tanya kemana dia ingin pergi, bukan Paris atau Dubai yang di sebut, tapi Giant. Kamu tahu Giant? Salah satu toko swalayan terkenal di Jabodetabek. Miris sekali.


Adapun orang yang dalam hidupnya, seumur hidupnya, dalam mimpinya, hanya ingin pergi ke satu tempat saja. Tidak kemana-mana lagi, hanya ingin ke tanah suci, tanah harom, Baitullah, rumah para Nabi, rumah Rosulullah Shollallahu'alaihi Wassallam. Bagi umat muslim, siapa yang tidak ingin pergi ke Baitullah? Bukan muslim kayaknya kalau tidak ada keinginan pergi menginjakan kaki di tanah suci yang dimana setiap inci nya di penuhi oleh malaikat yang bertasbih dan mendoakan siapapun yang berada disana. Tempat yang selalu menyuburkan perasaan tenang, damai, tentram, tempat dimana kita akan melupakan semua urusan duniawi dan hanya ingin khusyuk ibadah kepada Allah Subhanahu Wata'ala.

Alhamdulillah saya menjadi salah satu manusia yang kalau boleh saya bilang, saya ini beruntung. Kenapa? Karena di saat orang-orang (menengah kebawah seperti saya) menabung mati-matian agar bisa ke tanah suci, saya dengan tanpa di duga tanpa tanda tanya langsung di tugaskan mendampingi jamaah tempat saya bekerja untuk melaksanakan ibadah umroh, gratis plus di kasih uang jajan. Panggilan pertama dari Allah di tahun 2013, tepatnya 28 April 2013. Saya yang masih culun, polos, kuper dan belum mengenal cinta itu, akan mendampingi 45 orang jamaah. Gugup dan takut, apalagi waktu itu hanya berselang waktu kurang dari 3 minggu. Persiapan dari mulai paspor dan suntik meningitis di lakukan super mendadak. Mungkin karena baru pengalaman pertama, perasaan yang di rasakan selalu takut dan takut dan gugup dan takut. Takut tidak bisa sukses membawa dan menyenangkan hati jamaah, gugup takut di pesawatnya apalagi waktu itu harus transit di Singapore dan saya tidak bisa bahasa inggris yang lancar, takut mabuk. Hmm mikirin urusan duniawi tapi malah sedikit mikirin gimana ibadahnya disana.

Tapi ternyata, keberanian akan datang kalau di paksa. Dan tentunya juga berkat doa dari semua orang, karenanya Allah memudahkan segala urusan perjalanan kami. Saya jadi berani gitu di Singapore, dan ternyata tidak sesulit yang di bayangkan. Saya bahkan bisa nyambung berkomunikasi dengan mereka meskipun sebagian pake bahasa isyana sarasvati. Malahan lebih ribet di soekarno hatta, kalo di changi perasaan saya lebih bebas dan bergairah gitu deh pokoknya, rasa takut di lenyapkan semua sama Allah. Selama 13 jam perjalanan di udara, 3 kali take of dan 3 kali landing juga alhamdulillah gak mabuk gais. Ternyata beda jauh sekali rasanya pesawat domestik dengan pesawat internasional wkwk. Sampai akhirnya tiba di Jeddah dengan selamat. Selama perjalanan dari Jeddah ke Madinah yang memakan waktu 5 jam juga alhamdulillah gak mabuk. Yaiyalah gak mabuk, orang jalananya lurus terus dan gak ada sama sekali macet. Gak ada ceritanya ngerem mendadak kayak Gebez, inget kan sama Bang Gebez?

Oh ya, yang menjadi muthowif atau pembimbing ibadah kami waktu itu namanya Ustad Zein. Saya dan Pak Ustad yang menjadi leader group ini. Mengatur jamaah sebanyak itu dengan keanekaragaman usia, daerah, adat istiadat, bentuk, pangadatan, goreng adat goreng patut, semuanya pokoknya, susah-susah gampang lah. Utungnya tujuan kami di sana sama, yaitu ibadah, ibadah dan ibadah. Kalau sudah urusan sama Allah semuanya menjadi sama, dan alhamdulillah semuanya di permudah juga. Meskipun itu pengalaman pertama sekaligus pembelajaran pertama buat saya, tapi alhamdulillah nikmaaat. Ya ada sih kekurangan saya, banyak malahan, tapi ada Pak Ustad yang selalu membantu dan memberikan pengertian kepada jamaah juga kepada saya, alhamdulillah bertambah ilmu saya.

Pertama kalinya tiba di Madinah, duh perasaan gimana yah, enak lah gitu, damai rasanya. Suasanya enak, bener-bener ngerasain kayak di luar negri beneran, bangunanya mewah-mewah, hotel-hotelnya tinggi-tinggi berdekatan, saya jadi norak banget deh pokoknya (emang dari sananya juga udah norak sih). Masjid Nabawi juga, adeuh mantep pokoknya mewah wah wah wahhh. Pelatarannya di tutupi payung-payung raksasa yang berjejer rapi, yang terbuka dari waktu duha sampai maghrib, dan tertutup dari waktu maghrib sampai subuh. Norak lagi deh jadinya. Di dalemnya juga deuh, sampe mikir itu orang gimana ya cara bikin masjidnya, sebesar seluas semewah sedetail dan sekokoh gini, duh gak berhenti norak pokoknya saya disana. Karpetnya juga weuh empuk beneurrr, tebel, panjang membentang, lampu-lampunya kalau kata orang sunda mah buricak burinong. Too awesome i can't handle it. Dan di dalam Masjid Nabawi ini ada makam Rosulullah, ada rumah Rosulullah, rumah sahabat-sahabatnya, jadi berasa terharu gitu perasaan ini. Duh, jadi pengen nangis, sedih, tidak percaya kalau sekarang saya berada di masjid yang sama dengan masjid yang Rosulullah bangun dan di muliakan. Hmm. Terharu titik.

Pengalaman pertama memang selalu berkesan, tidak terlupakan, dan menggelikan kadang-kadang. Meskipun perjalanan ibadah tapi kalau jauh dan pertama kali pasti ada aja salahnya. Seperti salah kostum karena tidak tau budaya pakaian disana. Saya pernah tidak di izinkan masuk masjid nabawi karena memakan celana yang atasannya di atas lutut. Hmmm untungnya bawa mukena jadi di depan pintu masjid mukenanya di pakai. Dan cuaca panas yang extreme, yang membuat kulit wajah saya seperti tanah sawah yang kekeringan, gersang dan pecah-pecah. Kalau muka jadi item mah jangan di tanya yah. Terus kekurangan vitamin, jadinya bawaannya saya lelah dan ngantuuuuuuuuk terus. Sempet nyalahin perbedaan waktu 4 jam disana, tapi ah, beda 4 jam gak gini-gini amat kali yah. Jadi setiap di masjid, bawaannya ngantuuuuuukk terus :(( Dosa apakah iniiiiii.

Apalagi bacaan sholat disana bukan main panjangnya, terbiasa sama kulhu dan innaa'toina di rumah, sekalinya disana di kasih satu surah per rakaat, rasanya kleyeng-kleyeng deh. Berkali kali hampir tumbang pas sholat isya dan subuh apalagi. Terus bawaanya pengen (maaf) buang angin terus. Disana kan mau masuk masjid aja susah (karena penuh) jadi kita rebutan tempat. Di tambah tempat wudhu ada jauh di luar, duhhh pokoknya nahan angin badai yang mau keluar sampai...yahh...gitu lah. Padahal mah tinggal wudhu aja tapi alesannya takut gak bisa masuk lagi lah, antre lah, takut gak dapet jamaah lah, banyak lah. Bener-bener terasaaaa banget kurangnya iman, segala kekurangan kita, dosa kita, sejelak apa kita selama ini, akan di perlihatkan disana. Naudzubillah.

Ketika perjalanan dari kota Madinah ke kota Mekkah dalam kondisi berihrom, saya juga belum terbiasa dengan larangan ihrom. Seperti jangan memperlihatman aurat walaupun sedikit seperti pergelangan tangan atau sehelai rambut, potong kuku atau melukai diri kadang gak kerasa nyabutin kulit kering di bibir atau di tangan, liat yang ganteng-ganteng juga ehh gak boleh (di arab mah cowoknya ganteng semua masaaaa, harus kuat iman!!). Tiba-tiba perasaan gugup ada lagi. Duh, tambah kikuk nih, MAU LIHAT KA'BAH! Ya Allah perasaan sedih, terharu, gak percaya, gak pede, semuanyaaaa benar-benar terasa. Mau lihat Ka'bah, mau umroh! Gak sabar pengen cepat sampe Mekkah, tapi gugup sih, duh gimana nih, masih kayak mimpi. 5 jam perjalanan sama sekali gak kerasa karena terus di iringi dengan bertalbiah, bikin merinding, jadi baper :( Pengen nangis terus, inget sama dosa-dosaaa, Yaa Allah pokoknya perasaan ini di campur di aduk.

Ketika pertama kalinya menginjakan kaki di pelataran masjidil harom, merinding lagi, langsung terharu, sedih banget. Ini masjid yang berulang kali di sebut di dalam Al Quran, dan di dalamnya ada kiblat semua umat muslim di dunia, ada ka'bah T_T . Deg deg deg akhirnyaaaaa setelah beberapa langkah masuk ke dalam masjid, sayup sayup terdengan hentakan dzikir yang tidak pernah berhenti, talbiah, lantunan ayat suci, terus menerus. Dan dari kejauhan mulai terlihat bangunan kubus berwarna hitam, memukau, menyebarkan bau harum yang menjadi ciri khas harum ka'bah. Haruuuum bet! Hmmm bergetar hati ini rasanya. Dan setelah lebih jauh kedalam, akhirnya ka'bah itu sempurna tepat di hadapan saya, di depan mata saya, gagah sekali.

Saya tidak berhenti nangis, bener-bener perasaan yang dalam, bener-bener tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Ini dalem banget. Pertemuan pertama yang sangat mengagumkan selama hidup saya. Tidak mau memalingkan mata, bawaanya ingin memandang terus, hmm ini beneran ka'bah kan? yang biasanya saya lihat di sajadah ketika sholat, di tivi-tivi, sekarang ada di depan mata, saya bahkan bisa menyentuhnya. Tapi karena sedang berihrom jadi masih di larang menyentuh ka'bah, karena ka'bah memiliki bau harum, dan memiliki bau harum itu di larang ketika sedang berihrom. Selesaikan umroh dulu, baru deh boleh ciumin ka'bah dan peluk ka'bah sesukanya. Bau nya harum loh, di sini mah gak ada harum kayak ka'bah, harum nya ngangeninnn dan sampai detik ini saya menulis ini, saya masih bisa mengingat jelas seperti apa rasa harumnya. Hmm jadi kangeunn.

Jujur, umroh pertama terasa melelahkan, mungkin karena kurangnya persiapan dan perhatian juga kegiatan saya sibuk kesana kemari. 7 kali putaran tawaf, 7 kali sa'i dari Shafa ke Marwah, kalau di totalin menjadi puluhan kilometer kan. Sambil nuntun beberapa nenek-nenek, alhamdulillah nikmatnya disitu. Mungkin dalam ibadah saya masih sangaaaat banyak kekurangan, jauh dari kata sempurna, tapi semoga dengan membantu nenek-nenek ini menjadi tambahan amalan ibadah untuk saya. Lumayan atuh yah. Karena saya sadar sendiri, umroh saya yang pertama itu banyak sekali salah nya, bacaan doanya masih acakadut, banyak mikirnya, mikir duniawinya. Tapi semoga Allah menerima amal ibadah saya yah. Aamiin. 4 hari di Makkah alhamdulillah saya menjalani 2x umroh, sumroh pertama buat saya pribadi, dan umroh kedua saya badalkan untuk alm. nenek saya. 

Ada sedikit cerita, jadi setelah selesai umroh pertama di hari pertama itu, kan selesainya jam 3 dini hari. Kami kembali ke hotel karena lelah letih lesu, niatnya mau istirahat sebentar sebelum kembali lagi ke masjid untuk sholat subuh. Namun nahas, gara-gara godaan syaiton yang terkutuk kami semua satu kamar (isi 4 orang) kesiangan semua, bangun jam 6 pagi T_T Padahal lagi di Mekkah, Yaa Allah masih saja lalai seperti ini. Kami semua terpaksa sholat di kamar, dan "mengarang kiblat". Mungkin saking terburu-burunya, gugup dan takut, kami sholat asal aja sholat. Dan pas agak siangan setelah sarapan, ketika saya buka jendela mau lihat pemandangan, barulah terkuak bahwa ternyata kami semua sholat subuh tadi itu membelakangi kiblat. Astaghfirulloh.. padahal masjidil harom ada di depan kami. Tapi kok, tuh kan tuh kan tuh kannnn.

Hari-hari selanjutnya berjalan lancar, berapa kali saya sempatin tawaf sunah setelah sholat subuh atau ashar, saya puas puasin peluk ka'bah, cium-cium ka'bah, gosok-gosokin baju ke ka'bah supaya ketularan wangi nya. Hmmm berdoa disana. Doa nya ada yang rahasia ada yang gak rahasia. Yang gak rahasia itu, "Semoga kelak saya bisa membawa kedua orang tua saya kesini juga. Saya ingin mereka melihat apa yang saya lihat saat ini, merasakan apa yang saya rasakan saat ini, bahagia seperti bahagia yang saya rasakan saat ini". Doa itu doa yang terus di ulang ulang. Dan beberapa doa lainnya, seperti doa titipan. Deuh emang ya orang yang mau berangkat ke  Mekkah itu seringnya di titipin amplop. Isinya bukan duit, bukan.. tapi titipan doa-doa, panjang sekali pula. Hmm karena banyaaak sekali titipan, saya doanya gini aja nih: "Yaa Allah kabulkan lah setiap doa sahabat dan keluarga hamba, yang di titipkan kepada hamba. Engkau Maha Tahu segala isi hati hamba-Mu". Aamiin.

Foto terbaik kala itu


Walaahhh, sudah panjang sekali rupanya post ini :))

Bener-bener gak kerasa cerita sudah sepanjang dan selebar ini, rajin amat ya hehehe kayak dapet duit aja ngetik banyak kek bgini hehehe. Tapi gak sih, semata untuk share pengalaman aja, share buat diri sendiri supaya gak lupa, buat anak cucu nanti supaya tau kalau emaknya ini pernah ke mekkah dan norak. Pokonya, alhamdulillah perjalanan pertama saya ini lancar, semua jamaah juga merasakan kepuasan dan senang bersama saya (alhamdulillah). Cuman pas di hari terakhir pas pulang aja, saya mulai sakit demam, di airport Jeddah aja sampe geletakan di lantai karena pusing dan meriang, watir banget pokoknya. Batuk pilek berkepanjangan dan alhamdulillah baru sembuh 1 bulan kemudian. Intinya perjalanan pertama saya ini banyaaaak sekali kekurangan, banyak sekali kelalaian, ibadahnya juga banyak yang kurang, dan kebanyakan selfie. Tapi perjalanan pertama saya ini menjadi yang paling berkesan di hati. Perjalanan pertama dan pertemuan pertama yang sangat mengagumkan, mengharukan. Semoga kelak akan ada pertemuan kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Semoga bisa membawa keluarga saya khususnya kedua orang tua saya. Juga kamu, semoga di berikan kesempatan mendapat panggilan suci ini, bersama orang-orang yang kamu cintai. Aamiin. 

Sekian dan demikian, semoga kabita.



Group 28 April 2013 - 06 Mei 2013 46 pax
PT. NEEKOI WISATA
by Singapore Airlines, CGK-SIN-JED-SIN-CGK via Abudhabi
Hotel Madinah Mubaraq *4
Hotel Makkah Al Multaqo *4+ (Sekarang hotelnya sudah lenyap/di bongkar)
Mutowif Ustad Zein 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar