Selasa, 15 Juli 2014

Rumah Idaman

Rumah adalah sebuah bangunan yang di jadikan seseorang sebagai tempat tinggal, tapi tidak semua rumah adalah tempat pulang dan tidak semua rumah menjadi idaman. Status ekonomi menjadi penentu utama bagaimana seseorang menempatkan dirinya dalam sebuah rumah. Rumah mewah dengan segala fasilitas yang menjanjikan, rumah sederhana yang cukup memberikan kenyamanan, atau rumah jelek yang berbilik bambu tanpa hiasan tanpa lukisan.. beratap jerami beralaskan tanah. Loh kok jadi nyanyi.


Saya tidak punya rumah, tapi saya punya sebuah bangunan yang biasa saya sebut rumah; umah uwa (yang saya tinggali di Bekasi), rumah babah (rumah tempat saya pulang). Dan saya pun ingin punya rumah sendiri, rumah yang akan saya tinggali sekaligus menjadi tempat pulang. Saya tidak tahu bagaimana caranya saya bisa mempunyai sebuah rumah, beli sendiri atau di belikan suami -heheheh-, tapi siapapun nantinya yang beliin, saya kasih tahu ini kriteria rumah idaman saya.

Rumah Idaman

Tidak perlu rumah megah seperti punya Nikita Willy, saya lebih menyukai rumah kecil sederhana dengan jendela yang banyak dan halaman yang luas. Saya sangat menyukai rumah yang terang karena jendela yang selalu terbuka di pagi hari, halaman luas yang rindang dengan pohon-pohon berbuah tanpa tembok yang tinggi. Sehingga saya bisa melakukan banyak kegiatan di halaman rumah saya, seperti; menanam bunga-bunga, atau menanam beberapa tanaman yang menghasilkan sayuran dan rempah-rempah agar saya tidak usah membeli rempah-rempah ketika hedak memasak, tinggal memetik saja di halaman seperti yang nenek saya lakukan di kampung. Saya juga bisa menjemur pakaian dan kasur bantal saya di halaman, bermain di sore hari bersama anak-anak saya kelak sambil menunggu ayahnya pulang, atau menikmati langit di malam hari dengan secangkir kopi bersama sang suami, ahh itu sungguh mimpi yang indah. 

Tidak usah menyewa arsitek handal dan penata rias rumah yang mahal, rumah idaman saya adalah rumah yang dibangun sederhana dan ditata sendiri oleh kami berdua (saya dan suami saya kelak ceritanya, nanti saya bahas tentang suami idaman), kami akan bersama-sama mengecat dinding dapur dan kamar anak-anak kami, kami yang akan bersama-sama memilih perabotan dan menatanya sesuai dengan keinginan kami, dan juga nanti, suami saya yang akan membuatkan saya jemuran di halaman belakang rumah.

Rumah idaman saya, adalah rumah yang membuat "pulang" menjadi kegiatan yang paling menyenangkan. Karena rumah menjadi tempat yang berbahagia, tempat yang nyaman, yang aman, dan penuh kasih sayang. Rumah idaman saya, akan menjadi tempat yang paling berat untuk di tinggalkan, dan menjadi tempat yang paling di rindukan - oleh keluarga kecil saya tentunya.

Tapi apapun yang terjadi nanti, karena saya tidak tahu akan seperti apa dan bagaimana, setidaknya saya menuliskan rumah idaman ini hanya sebagai tulisan yang saya aminkan. Apapun keadaanya  nanti, pasti saya akan dan harus menerimanya, mungkin rumah saya nanti adalah rumah kontrakan, rumah PMI, atau boleh jadi rumah saya malah lebih bagus dari rumahnya Nikita Willy, rencana Tuhan tidak ada yang tahu. 

Dan begitulah rumah idaman saya.. Amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar