Si Pengirim Surat Merah Muda

Sebelum adanya alat telekomunikasi yang canggih seperti sekarang orang biasanya saling berkirim surat untuk menyampaikan sesuatu seperti misalnya menyampaikan kabar kepada seseorang yang nun jauh disana. Atau juga untuk menyampaikan sesuatu yang tidak mempu disampaikan dengan saling bertatap mata seperti menyatakan cinta. Tsah.. Sebenarnya itu sangat romantis. Surat yang di tulis dengan tulisan sendiri, lebih menyatakan isi hati. Karena itulah kenapa orang jaman dulu tulisan tangannya bagus, ya di bandingkan orang jaman sekarang yang tulisannya menyerupai dokter, seperti tulisan saya.

Tadi malam entah salah minum obat atau apa tiba-tiba saya ingin merapikan lemari, saya juga merapikan tumpukan buku diary yang saya ceritakan waktu itu, dan disitu saya menemukan beberapa lembar surat yang agak kusam. Kepala saya langsung kembali mengingat kenangan-kenangan pada setiap lembar surat itu, kembali mengingat wajah-wajah si pengirim surat. Ini adalah kenangan lama yang menggelikan. Saya tersenyum dan memutuskan untuk kembali sejenak ke masa lalu itu, tidak ada salahnya untuk bernostalgia.

Kebanyakan surat itu ditulis tangan dengan tulisan standar anak-anak SMP, iya surat itu saya terima ketika dulu saya SMP. Ada surat dari teman SD saya yang imut-imut, ada surat ucapan ulang tahun yang membuat saya lebih bahagia ketimbang diberikan ucapan selamat di timeline facebook, ada surat menggelikan orang pacaran yang berkirim surat dan isinya membuat saya bertanya dalam hati "WHY?", sampai ada surat pernyataan cinta dari beberapa laki-laki yang so sweet banget hehehe walaupun ukuran so swet anak SMP. Saya jadi ingat bagaimana mereka menyampaikan surat itu kepada saya, di titip teman, di simpan begitu saja di atas bangku saya, dan diberikan langsung lalu dianya pergi. Ya ampun.. Saya mengalami masa remaja yang indah ternyata.

Tapi tiba-tiba saya tergaket-kaget ketika menemukan sepucuk surat berwarna merah muda dengan tulisan imut-imut, dari seorang perempuan, jelas di tujukan kepada saya, dan bertemakan SURAT CINTA. Astaga! Saya kembali mengingat nama itu, kenapa pengirimnya perempuan, kenapa kok lupa, saya paksa otak saya untuk mengingat, siapa gerangan perempuan yang mengirimkan surat cinta ini untuk saya yang juga perempuan? Dilihat dari tanggal, surat itu saya terima ketika saya kelas 1 SMP. Berulang kali saya membaca surat itu sampai akhirya perlahan saya sedikit mengingat (walau agak buram) kalau dulu saya pernah di tembak sama seorang perempuan. 

Tidak habis pikir, kenapa saya bisa melupakan kejadian paling menggelikan di dunia itu. Setelah ingat, dan ingat, saya kembali mengingat banyak tentang "si teteh" itu. Iyaaa.. Saya ingat. Dulu sekali sebelum negara api menyerang saya di kenalkan oleh teman saya yang sepupuan sama si teteh itu. Katanya si teteh suka sama saya karena saya lucu, imut, kalem dan pendiam. Si teteh suka memperhatikan saya ketika pertama kali melihat saya di lapangan upacara katanya. Bahkan kami sempat ketemuan di belakang kelas saya, dan saya ingat betapa gugupnya si teteh dan saya pun gugup karena dulu citra kakak kelas itu sangat jahat. Si teteh bahkan tidak berani berucap sepatah katapun usai kami berjabat tangan, si teteh pergi dan kata teman saya sih si teteh gak berani deket lama saya saya katanya malu, gugup, dsb.

Sampai si teteh berkirim-kirim surat dengan saya, dan sepertinya sayapun membalas surat dari si teteh. Beberapa surat isinya tentang menanyakan hobi, kegiatan, dan menceritakan satu sama lainnya. Sampai ada pernyataan bahwa si teteh itu sayang banget sama saya dan selalu ingin menjaga saya. Deg. Saya bergetar hebat ketika membacanya. Dan saya sungguh tidak dapat mengingat apa isi surat balasan saya, saya takut, takut kalau saya balik bilang sayang sama si teteh dan ingin selalu bersamanya selamanya. Karena isi dari surat si teteh selalu positif dan menyenangkan. Ya Tuhan.

Kalau kamu bertanya bagaimana akhir kisah antara saya dengan si teteh, saya pun tidak tahu. Saya tidak ingat, sungguh, tidak tahu bagaimana akhirnya, atau apa yang terjadi anatara kami berdua. Saya tidak ingat banyak hal selain kami say hi ketika bertemu di sekolah, dan itupun tidak lama karena ketika saya kelas 1 SMP dia kelas 3 SMP. Jadi tidak banyak hal yang saya ingat. Sepertinya kami hanya sekali bertemu dan selanjutnya saling berkirim surat. Tapi apa isi surat itu..?!?!

Saya jadi kepikiran sampai sekarang, gimana ceritanya si teteh itu, apa kabarnya sekarang dan dimana. Saya juga sudah lama tidak kontekan sama teman saya yang sepupuan sama si teteh. Saya juga tidak berniat untuk mencari lebih lanjut. Saat ini mungkin saya hanya kaget, jadi merasa penasaran dan tidak nyaman dengan surat-surat itu. Atau boleh jadi sebenarnya surat itu memang di tujukan dari kakak kelas kepada adik kelasnya dengan tulus tanpa "maksud lain" seperti yang kamu pikir, tapi kakak kandung saya juga tidak pernah menyatkan cintanya seperti itu kepada saya. Astaga! Saya kembali bergetarrr.

Tapi apapun yang terjadi, itu tetaplah menjadi bagian masa lalu yang menggelikan dan hampir terlupakan. Saya tidak merasa menyesal atau penasaran berkepanjangan, lagi pula kalau saya ingat-ingat si teteh itu manis juga kok hehehe. Tapi sebenar, bagaimana kalau ternyata sampai sekarang si teteh masih selalu memperhatikan saya? Deg! Selalu melihat saya dari kejauhan, dan merencanakan sesuatu. Melamar saya semisal... Entahlah, hanya Tuhan yang tahu. Semoga si teteh selalu baik-baik saja.