Sabtu, 01 Februari 2014

Menjadi Muslimah

Jadi ceritanya saya sedang berada di dalam angkot 40 menuju Kampung Rambutan. Di angkot penumpangnya cukup banyak, ada 5 orang termasuk saya, 3 abang abang dan seorang ibu ibu. Lalu ada perempuan baru naik, kelihatannya seperti pegawai pusat perbelanjaan di mall, jadi pakaiannya seragam rok mini gitu, udah mah mini belakangnya di belah pula. Dan dia PD sekali tidak mengenakan stoking.. serrr dah!

Di angkot, tempat duduknya kan pendek gitu. Si perempuan kelihatan sangat tidak nyaman dengan kondisinya sendiri, menarik narik roknya yang dia pikir akan menutupi pahanya tapi percuma. Saya bahkan bisa melihat jelas  paha bagian dalamnya dan mungkin kalau saya mau, saya juga bisa melihat warna celana dalamnya tapi buat apa......

Saya kemudian bersyukur dengan kondisi pakaian saya yang aman, celana dari bahan kain dan baju yang panjang. Tidak lupa kaos kaki dan kerudung yang nyaman. Abang abang di angkot sudah terfokus dengan paha gratis perempuan di depan saya.

Saya faham, sebagai perempuan tentunya kita di karuniai bentuk tubuh yang indah, betis yang jenjang, paha yang mulus, rambut yang indah, sehingga banyak dari kita begitu ingin memperlihatkannya kepada dunia. Tapi kalau kalian masih ragu memperlihatkannya, kenapa di perlihatkan? Buat apa pakai rok mini tapi di tarik tarik, buat apa pakai hotpants tapi di siulin laki laki marah.

Berani berpakaian sexy sama saja mempersilahkan, atuh lebih tepatnya, mengundang mata orang untuk melihat apa yang kalian punya. 'Silahkan lihat paha saya, silahkan lihat Boobs saya, silakannnnn....' Begitulah kira kira. Dan kemudian saya meriding.

Sebagai muslimah, kita sudah tahu bukan bahwa kita itu adalah aurat, maka dari itu Allah sudah memerintahkan kepada kita untuk menutupnya, menutup aurat kita dari pandangan orang lain. Bukan untuk orang lain, untuk kita. Allah sungguh memuliakan kita sebagai muslimah, dan bahkan menjaga kita walau dari sebatas pandangan. Sudah sangat tegas perintah Allah dalam Al-Quran kepada muslimah untuk menutup auratnya, bahkan di ulang dalam beberapa surat.

Namun banyak muslimah yang berfikir bahwa; menutup aurat adalah tentang kesiapan diri, bukan kewajiban. Tapi usia tidak menunggu kesiapan diri kita bukan? Atau dengan beralasan kalau menutup aurat mah susah cari kerja, tapi bukankah selama ini Allah yang memberi kita rejeki? Menutup aurat nanti saja kalau kulit sudah mulai keriput dan rambut sudah memutih, tapi memang yakin akan di kasih kesempatan sampai kesana?

Karena itulah, saya kembali bersyukur, saya terlahir dari keluarga yang mengerti agama, yang mengajarkan saya betapa mulianya menjadi seorang muslimah. Saya sangat bersykur...



Saya tidak bermaksud menceramahi, saya tidak sepandai itu. Saya pun masih ngawur dalam berbusana, dan masih membiarkan orang lain -yang saya kenal dan bukan mahram- melihat aurat saya. Saya masih belum sempurna dalam menutupnya, dan saya masih berusaha, masih dalam proses untuk menjadi lebih baik. Kalian tahu kan, semua kata yang saya tulis adalah untuk pengingat bagi diri saya sendiri.

Ketika saya duduk di kelas 2 SMK, saya sempat beberapa kali melepas jilbab saya yang sudah saya kenakan sejak SD. Iya, ketika itu usia saya masih labil, dan sangat mudah terpengaruh dengan lingkungan. Tapi Alhamdulillah, Allah membuat saya sadar kalau memakai rok pendek ke sekolah itu membuat kaki dan leher saya terasa dingin sekali, badan rasanya telanjang. Belum lagi rambut yang jadi berantakan dan membuat saya mengerti kenapa teman teman saya doyan membawa sisir. Risih sekali di pandang teman laki laki dan sekitarnya. 4 kali ke sekolah tanpa jilbab, dan saya sangat menyesal. Satu sekolah kan jadi tahu bagaimana model rambut saya :(

Dan saya takut kalau pandangan mereka akan membuat saya di panggang di neraka :( :( :(

Saya sempat berfikir untuk berhijab panjang, memakai gamis... Amin, mudah mudahan bisa terlaksana. Sampai saat ini alhamdulillah perlahan saya sudah bisa meninggalkan jeans, dan masih banyak yang harus saya tinggalkan. Seperti saya bilang, saya sedang berusaha untuk menjadi lebih baik. Dan mudah mudahan bisa.

Karena sangat sulit mesynchronizekan keinginan dengan kondisi yang ada, belum lagi saya adalah perempuan yang selalu labil dan selalu ingin mencoba apa yang mereka coba. Terkadang diri ini sulit sekali untuk menahannya. Ya Allah... saya selalu berdoa agar di kuatkan Iman dan Islam saya, kerena sesungguhnya saya adalan perempuan yang lemah dan goyah.

Semoga saya memahami apa yang saya tulis
-____-

3 komentar:

  1. U know what?
    Waktu saya baca ini, jujur gak bisa ngomong apa apa.
    Cuma bisa merenung
    Nice Post Sist

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah..
      terimakasih sudah menyempatkan membaca :)

      Hapus
    2. Nggak mbak, malah saya yg berterima kasih :)

      Hapus