Tadi pagi ketika saya hendak ke warung, saya jatuh dan lutut saya sedikit berdarah. Sakit rasanya. Lalu kemudian, saya ingat kejadian belasan tahun yang lalu, ketika saya masih duduk di bangku Sekolah TK. Sekolah TK saya lumayan jauh dari rumah, dan saya biasa berangkat jalan kaki dengan teman saya yang bernama Eni.
Kejadian itu biasa saja sih sebenarnya, tapi kelakuan sayanya yang membuat saya tersenyum tipis pagi ini.
Jadi ketika di perjalanan berangkat sekolah TK, saya jatuh dan kaki saya lecet berdarah.. Sakit rasanya. Saya mau banget nangis tapi malu sama Eni dan teman-teman saya yang lain. Jadi saya tahan saja sakit di kaki saya dan di tenggorokan saya. Dan sampai sekarang pun saya masih malu kalau nangis di depan orang atau terlihat menyedihkan di depan orang-orang.
Jadi ceritanya, selama hari itu saya ceria-ceria saja, dan mungkin saya lupa kalau kaki saya lecet berdarah.
Di rumah, bahkan sebelum saya melepas baju seragam sekolah TK saya, saya menangis meraung-raung tak terkira. Membuat Mama bertanya-tanya apakah yang telah terjadi pada putrinya yang nomor 3. Saya menangis dan kalau orang Sunda bilang mah, saya kokosodan di lantai, mengadu kesakitan saya ketika jatuh tadi pagi. Padahal mah kejadiannya sudah beberapa jam yang lalu, tapi saya tetap menangis seakan akan baru beberapa detik yang lalu saya tejatuh.
"si Pita mah geubis teh ceurik na di anyuk." begitu kata mama :p
====
Saya adalah orang yang cukup pandai menyembunyikan perasaan saya, pada kondisi tertentu dan pada orang-orang tertentu. Saya bisa bersikap baik-baik saja di kantor di hari saya putus cinta. Atau saya bisa tersenyum pada orang yang membuat saya amat tersinggung. Saya biasanya menahan sakit di tenggorokan saya agar saya tidak menangis, dan meluapkannya ketika saya sendiri atau ketika saya bersama dengan orang yang saya percaya, tapi itu jarang terjadi. Karena tidak ada orang yang bisa saya percaya ketika saya dewasa kini.
Terakhir kalinya saya menangis terisak-isak sampai saya susah nafas itu ketika saya di telfon mama pada saat saya putus cinta. Dimana mama terlanjur tahu bahwa kejadian itu akan sangat menyakitkan buat saya, jadi dia menelfon saya dan memberi wejangan yang malah membuat saya susah nafas karena terisak-isak.
T_T
Lupakan!
T_T
Lupakan!
Jadi ketika saya sedih, saya lebih suka menangisinya sendiri di kamar sampai tertidur, itu sungguh membuat perasaan saya lebih baik. Tanpa ada orang tahu tentunya. Karena entah kenapa saya malu terlihat sedih di depan orang terutama keluarga saya. Saya mungkin masih bisa curhat pada kawan atau teman, tapi tidak kepada saudara, mamah atau babah. Rasanya malu saja gitu.
Dan saya juga mendengar kalau kebanyakan laki-laki tidak suka terhadap perempuan yang menangis atau cengeng, iya memang. Saya tahu betul bahwa wajah orang yang sedang menangis itu sangat jelek dan berlendir. Maka dari itu laki-laki tidak suka kalau perempuannya terlihat jelek dan menyedihkan sepeti itu, mungkin.
Tapi menangis bukanlah hal yang buruk, Tuhan telah menciptakan air mata bukan? Karena Tuhan ingin agar kita selalu kuat dan tidak putus asa.
Jadi menangislah pada tempatnya.
Dan saya juga mendengar kalau kebanyakan laki-laki tidak suka terhadap perempuan yang menangis atau cengeng, iya memang. Saya tahu betul bahwa wajah orang yang sedang menangis itu sangat jelek dan berlendir. Maka dari itu laki-laki tidak suka kalau perempuannya terlihat jelek dan menyedihkan sepeti itu, mungkin.
Tapi menangis bukanlah hal yang buruk, Tuhan telah menciptakan air mata bukan? Karena Tuhan ingin agar kita selalu kuat dan tidak putus asa.
Jadi menangislah pada tempatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar