Kamis, 13 Februari 2014

Nasehat Seorang TKW


Jadi ceritanya saya baru saja turun dari bis di Terminal kampung Rambutan, dan mencari angkot nomor 40 agar secepatnya bisa sampai di rumah dan berangkat ke kantor. Iya, ketika itu jam 07.45 dan saya baru turun bis. Sedangkan masuk kantor jam 08.00, belum lagi perjalanan menuju rumah itu macetnya luar binasa. Tiada jalan kecuali saya meminta ijin hadir telat. Akhirnya saya menemukan angkot 40 dan isinya kosong, itu berarti saya harus menemani si abang supirnya ngetem sampe muatannya penuh. Huft, lelah sangat. Perjalanan dari rumah kampung sangat membuat kepala saya pusing, hingga akhirnya saya memutuskan tidur di angkot dan memeluk tas saya erat-erat. Iya, saya bisa tidur dimana saja kalau saya benar-benar lelah.

Tidak lama naiklah 2 orang perempuan, membawa tas besar-besar seperti lepas dari airport dan duduk persis di sebelah dan di depan saya. Meskipun mata saya tertutup tapi telinga saya tidak, saya terpaksa mendengarkan obrolan mereka yang tadinya membuat saya risih. 

Tapi ketika perempuan di depan saya berbicara dengan orang lain di telfon nya, saya mulai merasa, saya menikmati obrolan mereka. Seakan-akan perempuan itu berbicara langsung di depan saya, memang di depan sih, tapi maksudnya berbicara kepada saya. Dan saya mulai brfikir bahwa mungkin dia adalah seorang motivator.

Sambil terus pura-pura tertidur saya menyimak..

Perempuan di depan saya adalah seorang TKW di Singapore, dia baru saja sampai di Jakarta dan sedang cuti selama 3 bulan kedepan. Rencana dia pulang ke Jakarta adalah untuk menengok keluarga tentunya, dan kemudian untuk membawa kenalannya untuk ikut sera bersamanya menjadi TKW di Singapore. Iya dia boleh di bilang seorang agent TKW gitu, tapi dia sendiri pun langsung bertugas disana jadi dia bisa terus mengontrol kerabatnya yang dia bawa.

Dia bercerita bahwa sebetulnya agent PT yang lain itu tidak aman dan hanya agnet seperti dia saja yang aman, dia menceritakan bahwa gajinya sebagai TKW selama 3 tahun di Singapore sudah Rp. 6 juta lebih. Setalah dulu sempat di tipu di negara lain sebagai TKW juga, akhirnya dia sangat bahagia karena majikannya yang sekarang di Singapore sangat sayang padanya, juga orang-orang di Singapore sangat bersahabat. Dia juga bilang kalau setiap weekend dan hari libur, di Singapore isinya menjadi orang Indonesia semua. Jadi saudara semua.

Pembicaraan mulai menyentuh ketika dia dengan logat jawa nya, memberi nasihat kepada orang di telfon itu,
"Jangan pernah takut hidup sendiri. Wong kamu niatnya ingin mencari nafkah untuk hidupi anak dan keluargamu, toh?"

di certakan dalam logat saya aja yah.
"Mumpung umur kamu masih muda, masih kuat untuk mencari uang, kalau bukan kamu siapa lagi? Anak kamu makin lama makin besar, butuh biaya besar untuk sekolah. Kamu harus pikirkan itu. Jangan terburu-buru, kamu duduk kamu tenang, kamu fikirkan matang-matang, kalau kamu sudah bertekad ikut denganku, aku jemput kamu. Insya Allah kamu aman di sana kamu dekat denganku, dan bisa terus aku pantau. Aku jamin hidup kamu enak disana."

"Anak itu adalah titipan, Insya Allah kalau niat kamu untuk menafkahi anak-anakmu, Allah pasti kasih jalan terbaik buat kamu. Niatkan kamu pergi denganku adalah untuk kerja buat anak dan keluargamu. Jangan karena uang, atau tergiur gaji besar. Percuma kalau kamu usaha niatnya karena uang kamu tidak akan betah. Usaha itu sama kaya sholat. Kalo kamu usaha tapi gak mikirin kerja, sama aja kamu sholat tapi gak doa gak dzikir. Kalau kerja kamu bagus, majikanmu pasti bakal minta di perpanjang kontrak, dan kamu bisa minta naikin gajimu. Kalau majikanmu minta perpanjang terus kontrakmu, kamu minta gaji berapapun di kasih, pokonya gaji kamu sudah kamu yang kendalikan."

"Mungkin iya kamu bakal berat ninggalin anakmu, tapi gak ada waktu lagi yang baik selain sekarang buat kamu kasih yang terbaik buat anakmu. Orang kecil seperi kita cuma bisa nekat, gak ada yang bantu angkat hidup kita kalau bukan kita sendiri. Kamu harus sekolahin anak-anakmu yang tinggi supaya bisa angkat hidupmu nanti."

"Kamu sholat kamu berdoa, minta jalan terbaik buatmu.. kalau kamu sudah siap, kamu telfon aku lagi aku siap jemput kamu. kamu kasih alamatmu aku kesana temui keluargamu supaya mereka percaya kalau aku bener-bener mau bantu kamu. Kalau kamu mau keluargamu ikut (saya gak tau ikut kemana), aku ta siapin kendaraan. Gak apa biar aku yang tanggung ongkosnya, aku bener mau bantu kamu."

"Ternyata foto kamu masih imut-imut aku gak nyangka kalo kamu sudah punya anak 2, fotoku tadi pagi di internet itu foto paling baru, paliiing baru"

Dan saya faham kalau mereka belum pernah saling bertemu sebelumnya dan hanya saling mengenal di internet. Dan sebetulnya obrolan mereka lama dan banyak sekali, dari semenjak ngetem sampai di tutup di depan Lubang Buaya. Tapi hanya intinya saja yang saya ceritakan disini.

Saya mengaminkan beberapa nasihat perempuan itu, bahwa tidak ada yang mengangkat hidup kita selain kita sendiri. Perempuan itu memiliki banyak sekali pelajaran dari hidupnya, dan berbagi dengan orang lain, bahkan tanpa sengaja berbagi kepada orang yang tidak di kenal seperti saya. Dia hebat sekali bukan.

Terkadang orang-orang menilai kehebatan seseorang itu dari harta atau jabatannya, tapi saya pikir kehebatan seseorang itu juga bisa di lihat dari perjalanan hidup yang dia alami, menjalani takdir nya hingga sampai pada saat ini dimana dia bisa membuat orang di sekitarnya bertanya, apa yang telah saya lalui dan yang sudah saya dapat di hidup saya selama ini?

Orang besar melakukan hal besar itu biasa, tapi orang kecil yang melakukan hal besar itu sungguh luar biasa. Menjadi TKW mungkin di pandang sebelah mata, tapi mereka lakukan demi anak-keluarganya, dan tidak ada yang salah dengan itu. Dan pikirkanlah, mereka adalah pahlawan bagi anak-keluarganya. Menjadi TKW itu sangat sulit, hidup di negara orang lain, menjadi pekerja rumah tangga, bahkan tidak sedikit yang di siksa atau tidak di berikan gaji, resikonya sangat banyak. Tapi mereka begitu hebat, mereka berani dan siap menerima resiko apapun, demi menghidupi anak-keluarganya. Itu hebat.

Saya kemudian bersyukur atas hidup saya yang sudah banyak sekali di beri kenikmatan, karena saya mungkin, saya berpikir tidak akan mampu kalau seandainya saya harus mengalami hal serupa dengan mereka. Ya Allah.. saya sangat bersyukur atas pekerjaan saya yang baik, saya bersyukur atas kondisi saya dimana saya masih bisa menikmati berkumpul dengan keluarga saya. Saya sangat bersyukur atas hidup saya yang penuh dengan nikmat-Mu.

Dan mohon ampun atas kepandaian saya dalam mengeluh, melupakan nikmatmu dan selalu menghitung kekurangan dalam hidup saya. Saya berharap hidup yang penuh kebaikan yang Tuhan berikan kepada saya, akan membawa saya kepada kebaikan pula. Lebih baik. Dan saya harus banyak bersyukur untuk itu. Amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar