Selasa, 03 Desember 2013

Menikah

Menikah..
Menikah..
Menikah.. ohhh
Mendengar kata Menikah itu horror sekali yah guys. Tapi kadang hati berbunga-bunga gitu sih. Jadi saya, entah bagaimana perasaan saya kalau di tanya "kapan nikah?". Antara bingung dan ingin, hahaha.
Usia saya masih terbilang muda, saya berpendapat demikian. Namun, karena teman-teman sebaya saya sudah banyak yang mengarungi bahtera rumah tangga jadinya saya sering sekali menerima pertanyaan-pertanyaan seputar pernikahan yang membuat saya seperti harus segera melakukannya. Entah kenapa mereka-mereka itu begitu ingin sekali mengetahui tanggal pernikahan saya?!

Saya bukan orang yang anti pernikahan dini, tapi segala sesuatunya harus saya pikirkan. Saya mau sharing aja gitu ya mengenai persoalan ini. Mungkin setiap orang itu berbeda. Teman-teman saya menikah muda, keluarga saya juga history nya menikah di usia muda, ya boleh boleh saja. Dan kalau saya sampai usia ini belum menikah juga, bukan berarti saya tidak wajar dong. Dan saya juga tidak harus sama seperti mereka, kan? Saya punya aturan sendiri dalam hidup saya.

Dalam menikah, saya sungguh tidak berfikir kalau itu adalah hal yang sederhana. Menikah. Menikah gitu loh, itu adalah sesuatu yang sakral. Tidak boleh sembarangan. Saya banyak melihat orang-orang kawin-cerai begitu mudahnya, atau banyak orang-orang yang gagal dalam berumah tangga, saya berpikir kenapa mereka bisa seperti itu? Kelak saya tidak ingin mengalami hal-hal buruk yang demikian. Saya ingin bahagia dan saya tidak ingin menyesal.

Menikah itu bukan hanya persoalan ijab dan qabul saja, atau yang haram jadi halal saja, ini juga persoalan tentang dua orang menjadi satu, SELAMANYA. Mengemban banyak peran baru, tanggung jawab dan beban emosional. Belum lagi peraturan baik dalam undang-undang maupun agama yang harus di jalani dengan betul. Jadi ini bukan main-main, saya tidak mau main-main. Jadi biarkanlah saya berpikir.

Dalam beberapa hal, saya lambat dalam mengambil sebuah keputusan. Karena saya, banyak sekali yang harus di pertimbangkan. Saya takut kalau begini, saya tidak mau kalau begitu, kalau seperti ini saya harus begini, dan bagaimana kalau seperti itu, saya harus bagaimana. Orang tua saya bilang kalau itu adalah kekurangan dan kelebihan saya. Tapi terkadang saya pun bingung dan akhirnya stress sendiri.

Saya ingin menikah, sungguh. Tapi menikah di saat yang tepat dan dengan orang yang tepat. Ini karena saya tidak mau gagal, saya tidak ingin menjadi istri yang gagal. Sungguh mengerikan. Saya tidak ingin terburu-buru, tapi saya juga tetap berikhtiar.

Saya sedang berusaha memantaskan diri agar terpilih menjadi seorang istri yang taat, entah oleh siapapun nantinya. Saya tetap yakin bahwa semua akan ada waktunya, tetap berdoa dan berserah sepenuhnya kepada Yang Maha Kuasa. Karena tulang rusuk dan pemiliknya tidak akan pernah tertukar.

Jadi tenang saja..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar