Kamis, 07 November 2013

Keluarga


Betapa beruntungnya saya yang mempunyai keluarga seperti yang sekarang saya punya. Orang tua, kakak, adek, keponakan kecil yang lucu-lucu. Duh, saya sungguh bahagia dan bersyukur. Dari dulu, dari sejak saya kecil-kecil, keluarga saya masih berkumpul dalam satu rumah. Mungkin hanya Papa yang jarang dirumah, karena Papa saya bekerja di Jakarta sejak saya lahir, dan pulangnya 2 minggu sekali, karena itu lah kepulangan Papa yang 2 minggu skeali itu selaluuu di tunggu-tunggu dan di sambut dengan teriakan "Papa horeee Papaaa pulaaaang".


Saya anak ke 3 dari 6 bersaudara, jarak usia kami juga tidak terlalu jauh, dari kakak pertama sampai saya, masing-masing selisih umur 2 tahun, dari saya ke adek-adek saya masing-masing selisish usia 5 tahum.
Karena itulah saya punya kakak (atau teteh karena dua kakak saya perempuan) yang terlihat hampir sepantar dengan saya. Dan adik-adik saya masih kecil-kecil.


Selama bertahun-tahun kami selalu berkumpul, Mama mengurus kami sendirian, mengurus 6 anak yang usainya bercamam-macam sendirian. Sedangkan Papa lah yang mencari nafkah seorang diri, menafkahi 7 orang yang setiap hari harus di beri makan + jajan + dan lain-lain yang tak terhitung banyaknya.
Sekarang saya berfikir, betapa hebatnya kedua orang tua kami. Saya sangat menyayangi mereka.


Semakin hari kami semakin besar, dan satu persatu dari kami meninggalkan rumah. Itulah salah satu hal yang (jujur) paling tidak saya sukai. :/
Dari dulu kami selalu berkumpul, bertengkar, bersenang-senang di masa kecil kami yang sederhana dan bahagia. Dan masa dewasa telah merenggut itu semua! Merenggut masa kecil kami yang bahagia, dan merenggut kebersamaan kami.
Pastilah semua orang mengalami hal yang demikian.


Bermula Teh Lusi yang pergi jauh ke Samarinda, sekolah SMK disana selama 3 tahun. Lalu Teh Lusi pulang, terus nikah dan pergi di bawa suaminya, itu sedih banget.
Terus Teh Lisye juga pergi ke Samarinda, kulian selama 4 tahun disana. Selama Teh Lisye di Samarinda, saya juga hijrah ke Bekasi, belajar menghidupi diri sendiri. Walaupun seminggu/duaminggu sekali masih suka pulang hehe.
Kami bertiga meninggalkan Mama bersama adik-adik yang masih kecil :( dan itu sedih banget. Apalagi ada masa waktu Mama sering sakit-sakitan.


Waktu itu, berkumpul dengan anggota lengkap adalah hal yang paling sulit sekali. Keluarga saya adalah keluarga yang begitu mencintai perkumplan. hehe. Tapi iya, berkumpul bersama bagi keluarga saya adalah moment penting dan paling membahagiakan. Saya paling bahagia kalau berkumpul bersama keluarga. 
Dulu, waktu kami masih kecil dan berkumpul satu rumah, kalau hujan kami berkumpul di kamar Mama, di kasur Mama yang paling enak itu, berebut selimut dan berebut posisi paling dekat dengan Mama.


Sekarang sulit sekali kembali ke moment itu, kalo pun kami ada kesempatan untuk berkumpul di kamar Mama saat hujan, itu kasurnya sudah tidak cukup. Kami sudah besar-besar. :')


Kalo telponan sama Mama, Mama pasti tanya saya kapan pulang.
Saya paham perasaan Mama, apalagi sejak dulu Mama yang mengurusi kami dan pasti menjadi orang yang paling merindukan kami. Mama...


Tapi semua ini akan terus berlanjut. Kami semakin besar dan dewasa dan akan punya kehidupan sendiri nantinya. Meninggalkan rumah dalam jangka waktu yang lama, meninggalkan Mama.


Mungkin baru Teh Lusi yang menikah dan mempunyai keluarga, tapi nanti Teh Lisye juga. Aku juga. Dan adik-adik ku yang kecil juga akan dewasa nantinya.
Sedih banget T.T


Karena itu, saya akan selalu menghargai waktu bersama kami saat ini, mumpung Teh Lisye belum menikah, saya ingin berantem lagi atau bertingkah seperti dulu. Saya ingin usil sama dia. Sama adik-adik juga, saya ingin bikin mereka nangis sebelum mereka keburu gede.
Karena kalau kita nanti sudah besar, kita tidak tau bagaimana nanti jadinya.


Semoga semoga semoga, selalu ada kesempatan untuk kami berkumpul bersama. Tidak perlu setiap hari.
Semoga semoga semoga, kami "menjadi saudara" selamanya. 
Ya Allah..
Aku sangat menyayangi mereka.



Fita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar