Kamis, 14 November 2013

P e n e r i m a a n


Nanti entah kapan, kamu harus menghargai saya lebih dari benda-benda yang bisa di tempeli harga.

Terkadang aku bertanya, bagaimana biasanya cara yang kamu pakai saat mengingtku. Apakah ketika sendiri di dalam sepi? atau saat memejamkan mata yang hendak tidur? atau saat kamu terbangun dari tidur? atau mengingatku sambil kesal.
Entah kamu yang begitu penting, sehingga hal-hal yang sebenarnya tidak harus di pikirkan kemungkinan-kemungkinannya, menjadi pertanyaan bagiku.
Iya, tentu kamu begitu penting bagiku. Bahkan teramat sangat penting bagiku.

Mungkin kamu tidak percaya, tapi cara yang paling saya sukai saat mengingatmu dalah ketika saya bahagia dan ketika saya bersedih. Itu karena kamu selalu ada di antara keduanya.
Kamu pernah membuat saya begitu marah sampai-sampai saya berhenti menyapamu.
Kamu pernah membuat saya begitu sedih sampai-sampai saya menangis sambil menutup wajah saya dengan bantal dan bangun keesokan paginya dengan kelopak mata yang nyaris tidak bisa terbuka karena bengkak.
Kamu pernah membuat saya kecewa sampai-sampai saya berpikir; sepertinya saya tidak bisa hidup dengan pria seperti ini. Sepertinya saya akan menyelesaikan perasaan saya padanya.
Tapi kenyataannya, walau begitu hanya kamu orang yang bisa membuat saya kembali tersenyum seharian tanpa henti.

i  love you
"at the same time i wanna hug you and i wanna wrap my hands around your neck. You're an asshole but i love you. And you make me so mad ask my self. Why i am still here? Where could i go? You're the only love i known. But i hate you, i really hate you so much. I think it must be true love" - P!nk

Seseorang yang betapa pun telah membuat kita marah, tetap menjadi yang paling kita inginkan pelukannya saat kita lelah.

Menyukai sesuatu yang kita sukai adalah hal yang mudah, semua orang bisa melakukannya. Tapi cinta, adalah soal bertahan menyukai hal-hal yang terkadang kita benci, tapi kita merasa tidak mampu hidup baik tanpanya.
Karena ini bukan hanya soal suka, ini dalah tentang penerimaan.

Atau mungkin ini juga karena faktor usia. Usia saya sudah tidak lagi mencari hati untu singgah, saya ingin mencari hati untuk menetap.

Dan ketika saya berpikir, saya harus memilih. Apakah saya mau? Selanjutnya saya akan memutuskan, apakah saya sanggup? Lalu saya kembali memastikan, apakah saya mampu menerima segala hal yang terburuk yang ada pada dirinya-seumur hidup saya?

Karena akan ada banyak, mungkin kalau kamu ganteng atau hebat atau kaya, maka kalimanya akan jadi: KARENA AKAN ADA BANYAK SEKALI, mereka yang mengaku menyayangimu dan sangat amat menyayangimu, tapi tidak bisa menghargaimu dengan sepantasnya.
Kamu hanya akan menjadi sesuatu yang menyenangkan hatinya untuk sementara. Mereka akan bilang selalu merindukanmu, tapi seketika bisa kehilangan rasa itu.

Mereka akan lupa bagaimana mereka telah membuatmu menyayangi kembali mereka dengan baik, dan mereka menganggap kehilanganmu adalah hal yang sepele. Seperti kehilangan uang, agak sedikit sedih sih, lalu ya mau gimana lagi, sudah hilang, harus cari gantinya dan bisa dapat gantinya,

Dan saya juga TIDAK MAU mendapatkan hal semacam itu darimu. Keberadaan saya yang di anggap tak cukup berharga. Cara berpikirmu yang; Ah, tanpa perempuan ini, gue juga bisa hidup. Ah, tanpa perempuan ini, masih banyak perempuan lain yang mau sama gue.

Tentu saja kamu bisa hidup tanpa saya, tentu saja kamu bisa mendapatkan perempuan lain yang lebih baik. Tapi ketika kamu benar menyayangi saya, perihal-perihal yang demikian seharusnya tidak perlu muncul dari kepalamu.

Saya menyayangimu. Sayapun tetap bisa mendapatkan pria yang lebih baik, tapi saya hanya ingin di sayangi olehmu saja. Saya pun tentu bisa hidup walau tak ada kamu, tapi hidup yang saya inginkan adalah hidup bersamamu, bukan dengan pria lain.

Pemikiran tentang seberapa hebat kita mampu bertahan tanpa seseorang yang sedang kita sayangi seharusnya tak perlu terlintas saat kamu menyayangi seseorang dengan setulus hati. Kecuali kamu memang merencanakan pergi darinya.

Tapi kamu, saya selalu mengingatmu dengan bahagia. Itu kenapa saya bilang; bahwa kita akan selalu baik-baik saja. Kita hanya tidak seperti dulu lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar