Sabtu, 09 Desember 2023

Aku Sudah Menikah 5 Tahun Yang Lalu

Siapa sangka aku akan kembali kesini setelah sekian lama?

Aku sudah menikah 5 tahun yang lalu dan sudah banyak sekali hal terjadi.
Aku melahirkan 2 anak dalam beberapa tahun kemudian. Kehidupanku juga berjalan normal pada umumnya. Mungkin aku akan menceritakan tentang anak-anakku nanti.

Saat ini aku ingin menulis disini, di catatan yang aku miliki, aku ingin menulis bawah aku sudah melewatinya. P e r n i k a h a n. Aku menemukan laki-laki dan menikahinya, ya semudah itu ternyata, hehe. Padahal aku sering berbicara betapa ingin aku menikah saat itu, rasanya betapa sulit menemukan laki-laki. Waktu terasa begitu lambat dan sepi, seperti hanya akulah perempuan lajang dimuka bumi.

Dulu aku pikir, dengan menikah mungkin saja aku akan bahagia. Ternyata tidak sebahagia itu. Dulu pun aku berpikir apa kalau menikah aku akan menderita? Ternyata tidak semengerikan itu juga. Semua memiliki porsi masing-masing pada setiap hal yang di lalui, pada suatu kejadian yang terjadi. Bahagia yang secukupnya, sedih yang seperlunya. 

Lebih baik dari yang aku harapkan, tapi lebih sulit dari yang aku pikirkan. 



Tidak lama setelah menikah akupun berhenti dari pekerjaanku yang sudah 8 tahun terakhir menafkahiku. Itu adalah keputusan sulit dan tentu menyebabkan dampak yang luar biasa kepada diriku. Awalnya aku pikir semua akan baik-baik saja setelah resign dari pekerjaanku, aku selalu mendambakan bisa malas-malasan di hari Senin meski aku tidak berani untuk menjadi pengangguran. Tapi sekarang sudah ada yang menafkahiku, kan? Bisa bermalas-malasan di hari Senin tapi tidak perlu khawatir tidak punya uang adalah mimpi!

Beberapa minggu pertama menjadi pengangguran cukup menyenangkan lah, hanya sampai akhir bulan, kehampaan yang luar biasa mulai aku rasakan. Tidak ada lagi salary yang masuk ke rekeningku. Ini tidak adil, tapi aku kan memang sudah tidak bekerja? Tapi kenapa aku merasa sangat kehilangan. Inikah rasanya tidak gajian? Sangat menyedihkan. 

Lalu ketika tidak bisa belanja sesuka hati lagi, karena ada perasaan sungkan kalau meminta kepada suami. Padahal seharusnya aku tidak perlu sampai begitu, tapi ah namanya juga pengantin baru. Menahan keinginan ternyata juga menyedihkan. Tapi semua karena aku memang belum terbiasa.

Sebulan, dua bulan, barulah aku menyadari bahwa aku sudah kehilangan banyak hal. Barulah aku sadar betapa aku sangat mencintai pekerjaanku meski kelihatannya menyebalkan. Bukan semata karena salarynya, itu tidak seberapa meski lumayan. Tapi bisa bertemu rekan kerja yang sudah seperti keluarga, bisa berbicara dengan banyak orang, mendapat banyak perhatian dan pengalaman luar biasa, semua sudah tidak aku dapatkan lagi. Aku kehilangan banyak hal. 

Itu menjadi masa dimana aku sangat menyesal. Galau lah ceritanya. Apalagi aku belum hamil setelah berbulan bulan menikah. Menghabiskan lebih banyak waktu sendirian karena suami kerja, tanpa teman, tanpa keluarga, tanpa melakukan apa apa, sangat membuat frustasi. Aku tidak bisa berbicara dengan siapapun karena mereka semua sibuk tapi aku tidak punya sesuatu untuk dilakukan. Aku hanya membuka mulut untuk berbicara hanya ketika suamiku ada di rumah dengan waktu yang singkat. Aku sering menangis sendirian, ternyata satu keputusan membuat begitu banyak perubahan. Beradaptasi dengan kehidupan seperti ini sangat sulit sampai aku tidak bisa menghadapinya lagi. 

8 bulan berlalu bagaikan bertahun-tahun. Dan aku memutuskan untuk kembali ke rumah orang tua dengan izin suami tentu saja, suamiku memberikan pengertian akan kesulitanku dan dia mendaftarkan aku kursus menjahit untuk memberi kesibukan. Dan sekali lagi aku menyadari kalau pekerjaanku dulu ternyata lebih aku cintai daripada menjahit. Penjahit adalah orang yang terlahir dengan bakat menjahit, dan aku tidak dilahirkan dengan bakat itu. Saat itulah aku merasa tidak berguna selain menjadi ticketing saja. Bahkan menjadi istri pun hanya menyusahkan suami saja.

Ketika kesedihanku berlarut-larut disaat itulah kebahagiaan lain datang seperti membawa keadilan. 

Aku hamil!💝

Tidak ada komentar:

Posting Komentar