Impian sejati adalah ketika kamu menginginkan sesuatu seperti kamu menginginkan udara ketika kamu di dalam air.
Dulu, ketika saya masih sekolah dasar, setiap di tanya tentang "apa mimpi kamu", maka saya mempunyai sederetan panjang cita-cita yang kemudian menjadi mimpi saya. Saat itu masih sangat kecil sehingga saya belum mengerti betul tentang apa yang saya mimpikan, sehingga apa yang terlihat hebat di mata saya, kemudian menjadi mimpi dalam benak saya. Lalu ketika saya mulai tumbuh besar, deretan itu semakin berkurang.. Mungkin perlahan saya sudah dapat melihat apa yang benar-benar saya inginkan. Tapi sayapun tidak yakin. Antara keinginan dan kebutuhan, antara keinginan dan keadaan, terkadang mereka berlain arah, saya tidak mampu memahaminya. Kemudian hilang.
Hingga akhirnya, sampai saat ini saya tidak tahu lagi apa mimpi saya sebenarnya. Saya sadar bahwa tidak ada satu halpun yang saya kejar begitu sungguh-sungguh, sesuatu hal bernama mimpi. Ketika saya hanya terdiam di depan komputer, menyaksikan berita-berita tentang orang-orang terhebat yang berhasil menggapai mimpinya, tentang orang-orang yang menjadi impian banyak orang. Lalu apalah saya ini.
Saya hanya seorang perempuan biasa saja dengan kehidupan yang biasa saja, menjalani hidup yang biasa saja tanpa tujuan yang luar biasa. Saya hanya mengikuti bagaimana hidup ini mempermainkan saya, dan menanti apa yang akan terjadi kepada saya di kemudian hari. Sungguh, saya tidak punya lagi cita-cita sebanyak dulu ketika kecil, yang saya pun lupa apa itu. Sekarang saya hanyalah perempuan yang membiarkan hidup mengalir apa-adanya. Memang sangat membosankan, saya pun menyadari begitu bosannya hidup saya. Sehingga kalau saya ceritakan tenang hidup saya kepada seseorang, pastilah orang itu tidak mau dengar.
Akan ada seseorang yang kelak dengan cintanya bersedia menemaniku, bersedia aku temani, mendengarkan ceritaku seberapapun membosankannya.
Lalu apa yang harus saya lakukan sekarang? Saya tipikal orang semacam apa? Tidak menarik dan kampungan. Saat ini, segala hal yang saya inginkan hanyalah ingin menjadi yang terbaik. Melakukan yang terbaik. Ketika saya tidak mampu menjadi sesuatu hal yang besar untuk banyak orang, maka saya akan berusaha membantu seseorang menjadi besar. Ketika saya tidak mampu menjadi orang yang banyak di kagumi, maka saya akan menjadi orang yang mengagumi orang yang saya sayangi. Baiklah, hanya itu yang mungkin dapat saya lakukan saat ini. Saya berusaha selalu menjadi dan mempersembahkan yang tebaik untuk orang-orang di sekitar saya, untuk orang-orang yang saya sayangi. Menjadi air untuk menumbuhkan pohon yang tinggi, atau menjadi udara yang membuat api terus menyala.
Kemudian, saya ingin menjadi seorang perempuan yang akan setulus hati menyayangi dan mengurus keluarga saya kelak, mendampingi seorang suami dalam mewujudkan mimpinya, mendampingi anak-anak saya kelak dalam menggapai cita-citanya. Menjadi penguat, menjadi penjaga, menjadi pembimbing, menjadi pengurus, menjadi dukungan, dan menjadi rumah. Menjadi seorang istri yang taat, seorang ibu yang penuh kasih sayang. Itulah cita-cita saya, itulah mimpi saya. Ikut serta dalam mewujudkan mimpi orang yang saya sayangi.
"Bermimpilah, sayang.. Aku akan mengikutimu dari belakang".
Jadi kalau di deretkan kembali, ternyata deretan mimpi saya masih sangat panjang, bahkan lebih panjang. Saya pun seorang dreamer ternyatah. Nah, kalau sudah begini, kamu mau kan saya bantu gapai mimpinya?
NB: Masih banyak yang ingin saya sampaikan pada tulisan ini tapi saya lupa saking banyaknya jadi nanti di lanjutkan kalau ingat yah.
Teman saya pernah bilang soal perbedaan antara keinginan dan impian. Keinginan itu sifatnya sementara, sedangkan impian itu adalah kebalikannya.
BalasHapusDatang berkunjung ke blog saya juga ya :)
www.adityaditio.com
Sedang berkunjung dan sedang berjalan-jalan nih di blog nya :))
Hapusmama saya pernah bilang, "ka kalo mau jadi tentara giginya harus rapih..." semenjak itu lenyap sudah impian saya. ah sudah lah... nasi sudah menjadi bubur, tinggal di tambah ayam, kecap dan bawang... nikmati saja buburnya sampai habis.
BalasHapusjangan berkunjung ke blog saya ya...
http://cerpenbanget.blogdetik.com/
hahahahaa.. jadi bukan hanya barisanya saja yang rapi tapi giginya juga harus yaaa..
Hapusbaiklah, saya tidak akan berkunjung, hanya melihat-lihat dari luar pagarnya saja