Minggu, 09 Maret 2014

Sudah sehebat apakah saya?


Terkadang apa yang kita inginkan, belum tentu baik untuk kita. Dan apa yang kita sesalkan, ternyata adalah sesuatu yang kita butuhkan. Memang, kita tidak bisa mengatur sendiri kehidupan kita sejalan dengan yang kita harapkan. Sering kita bertanya, kenapa saya harus hidup seperti ini, atau, kenapa saya tidak bisa seperti itu. Tapi kalaupun kita hidup dengan jalan sesuai dengan yang kita inginkan, tidak ada yang menjamin kalau hidup kita akan menjadi baik.

Baru saja selesai video call sama Mama, Babah, Teh Lisye. Hmm perasaan saya hanya satu, KANGEN. Saya begitu cemburu sama Teh Lisye, dia bisa enak enakan dirumah kumpul bersama mereka. Saya sendiri berkumpul dengan keluarga lain.

Kehidupan yang terus berjalan, dan kebutuhan yang semakin banyak membuat saya, dengan rela, pergi dari rumah dan belajar mencari uang. Sebagai anak gadis 17 tahun waktu itu, yang jarang keluar rumah, memang adalah hal yang berat sekali. Tapi ketika itu kondisi ekonomi keluarga sedang tidak stabil, saya harus berani, belajar memberanikan diri. Kamu tahu betapa sedihnya saya, sampai sampai selama perjalanan bersama Papah di motor menuju kota Bekasi, saya menangis diam diam.

Saya masih di katakan beruntung, tidak sulit bagi saya menemukan pekerjaan. Saya, ketika masih menjalani UAN saja sudah mendapat pekerjaan. Memang saya tidak merencanakan kuliah, ketika teman teman lain sibuk mencari universitas untuk melanjutkan studynya, saya malah sibuk mencari kabar lowongan pekerjaan. Karena itulah saya harus seperti sekarang, pendidikan yang dangkal membuat saya harus sadar diri sendiri.

1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 3,5 tahun, saya memang belum benar benar bisa mengatakan kalau saya betah disini. Kamu tahu kan, saya selalu ingin pulang. Ketika sesuatu terjadi dengan keluarga saya, saya tidak bisa menemani mereka dengan cepat. Saya masih menangis diam diam ketika pagi pagi buta harus meninggalkan rumah yang baru kemarin saya peluk, meninggalkan kasur saya yang empuk menuju dingin.

Sometimes i feel like, i dont belong here. Like im supposed to be some place else.

Sebagai anak gadis, saya juga ingin tinggal dirumah, berkumpul besama keluarga, membantu orang tua, dan mengurus adik adik saya yang masih kecil. Tapi sebagai perempuan, saya ingin mandiri. Belajar menghidupi diri sendiri, membeli apa yang saya inginkan dengan uang sendiri, dan menjadi hebat. Saya mungkin adalah seorang gadis yang sok kuat.

Memang keluarga saya tidak, sama sekali tidak memaksa saya untuk bekerja. Malahan ketika saya mengalami kondisi yang sulit disini, mereka selalu mengulurkan tangannya untuk menerima saya kembali pulang, kembali merepotkan mereka. Saya ingin sekali. Tapi saya mempunyai sebuah tanggung jawab yang harus saya selesaikan entah sampai kapan. Dan entah sejak kapan juga saya merasa tanggung jawab itu benar benar milik saya.

Mungkin perempuan lain bisa menjadi hebat, saya pun ingin seperti mereka yang begitu hebat di mata saya. Tapi saya kemudian melihat diri saya, yang begitu menyedihkan. Saya tidak pernah terlihat hebat di mata siapapun, karena saya yang selalu mengeluh. Saya ingin menjadi hebat, tapi tidak bersungguh sungguh untuk mencapai kehebatan itu.

Saya merasa, saya sedang mengejar mimpi yang salah. Saya berlari tapi dengan mata yang selalu melihat ke belakang. sehingga membuat saya terjatuh berkali kali. Saya bahkan tidak tahu apa yang saya kejar, saya tetap berlari menuju entah.


Sudah sehebat apakah saya? :(

2 komentar: