Tepat siang hari waktu pukul saat ini, saya sedang duduk aja seperti biasanya. Melamun, memikirkan semuanya yang tiba-tiba terlintas. Saya melihat keluar pintu kaca kantor, pantulan sinar matahari dari mobil atasan saya sejak tadi siang membuat mata saya jadi agak pusing, lain kali saya harus membawa kacamata hitam sepertinya. Kemudian memperhatikan para pengendara motor yang berlalu lalang, mau pada kemana ya? Di cuaca yang panas terik seperti sekarang ini, saya sendiri lebih baik menahan lapar daripada harus keluar membeli makan. Andaikan saya bawa motorpun, cuaca yang sangat panas membuat saya sulit bernafas, pengap dan bahkan saya tidak bisa membuka mata saya yang lebar ini. Saya lebih menyukai cuaca dingin dari pada panas terik seperti di Bekasi saat ini.
Meskipun saya ada di ruangan ber-AC saat ini, tapi badan saya tetap berkeringat dan itu membuat badan saya lengket, situasi yang sangat tidak nyaman. Memikirkan bagaimana kondisi orang-orang yang harus bekerja di luar ruangan, apalagi pekerjaan berat yang harus menanggung beban berat secara fisik, berjalan-jalan di terik matahari dan polusi, dengan penghasilan yang "dicukup-cukupkan" membuat saya sedih. Saya tidak bisa membantu mereka tapi setidaknya saya bisa bersyukur atas kondisi saya saat ini yang jauh lebih baik.
Cuaca panas yang saat ini melanda Bekasi adalah yang terpanas menurut saya, bagaimana tidak, saya hampir setiap 2 jam sekali terbangun dari tidur untuk membilas kaki saya di malam hari, atau membasahi kain yang di selimutkan ke kaki saya, bangun pagi dengan kondisi mengerikan dan tidak cantik. Biasanya wajah bangun tidur saya adalah yang terbaik tapi sekarang, wajah hinyay berjerawat dengan rambut kenclek berkeringat. Mengerikan. Hari Minggu kemarin seharian saya di rumah, mau ke salon dari rencana jam 10 pagi sampai jam 5 sore pun hanya tinggal niat? Malas keluar karena kepanasan. Hanya tiduran nonton korea dengan kaki di tempatkan di atas kipas angin. Sepanjang hari. Lalu besoknya udah Senin aja.
Setiap pulang kerja, biasanya kalau malas mandi yaudah gitu gak mandi. Tapi hukum itu sudah tidak berlaku saat ini. Tidak mandi berarti tidak bisa tidur dan jadi parab reungit. Mau gak mau saya harus mandi menjelang tidur, sekitar jam 8 atau jam 9 malam. Karena kalau mandi pas pulang kerja, nanti pas mau tidur badan minta di mandiin lagi, kan males. Yang membuat saya tidak habis fikir adalah meskipun saya mandi jam 9 malem, airnya masih anget loh. Kaget gak? Kaget dong. Apakah tadi siang air di dalam toren itu sampai mendidih kali yah terpanggang terik matahari? Jadi tuh sampai malam pun airnya anget-anget kaya air mandi buat bayi gitu, kan kurang seger yah kalau buat mandi di cuaca yang panas seperti di Bekasi saat ini.
Tidak hanya itu, bahkan di Cipanas yang biasanya selimut selalu menjadi rebutan keluarga, sekarang hanya tinggal di tendang-tendang sampai ujung ranjang. Cipanas pun sudah panas seperti namanya. Malam hari sudah tidak selegit dulu, sudah cukup pedas dan membuat badan berkeringat. Ini baru di Bekasi dan Cipana yang ada di negara tropis, bagaimana dengan negara-negara extreme di luar sana?
Tidak di ragukan lagi, Global Warming yang melanda Bumi saat ini sudah semakin serius, dunia sudah dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Sikap manusia yang masa bodo, tidak peduli dengan lingkungan sekitar, membuat Bumi semakin bersedih! Kita harus sadar wahay umat manusia, tanpa bumi ini kita bisa apa? Mau tinggal dimana? Manusia terlalu serakah. Sadarlah! Hidup ini hanya semntaraaa. Ingat kalau semua perbuatan itu ada pertanggung jawabannya. Semuanya akan di pertanyakan di akherat kelak, dan Bumi akan menjadi saksi atas apa yang kita lakukan. Apa yang akan kita jawab kelak?
Tapi bagaimana caranya untuk bertaubat? Semua manusia sudah terlanjur menghancurkan segalanya.
Tidak ada kata menyerah, sekalipun hanya untuk diri sendiri. Tidak perlu memikirkan manusa lain, tapi fikirkanlah diri sendiri, mulai dari diri sendiri meskipun dari hal terkecil sekalipun. Dengan berhemat kertas, berhemat air, berhemat energi, mematikan lampu jika tidak di perlukan penerangan, mencabut charger HP kalau sudah 100%, mematikan air mendidih dengan segera, nebeng ke temen yang searah kalau masih bisa nebeng supaya hemat bensin dan hemat polusi, bawa kantong plastik sendiri kalau belanja ke In*dom*aret atau ke pasar, membuang sampai sekecil apapun kepada tempatnya, mematikan televisi kalau lagi sibuk dengan HP, minum banyak air putih, dan masih banyak lagi. Banyak banget! Sampai gak bisa di sebutkan satu-satu.
Mungkin kita tidak bisa menyelamatkan dan mengembalikan Bumi seperti semula tapi, setidaknya kita bisa mengurangi sedikit sekali beban yang selama ini memberatkan Bumi. Kita tidak perlu menjadi pahlawan, kita hanya cukup menjadi orang baik. (Terharu sama kata-kata sendiri)
Post gak jelas karena hareudang, hariwang dan raringrang!
sabar ya... semoga semakin banyak manusia yang berfikir seperti kamu...
BalasHapus