Seseorang berkata pada saya bahwa, tulisan di blog saya ini seperti dongeng anak kecil. Well, sebenarnya saya tidak bermaksud demikian, saya selama ini hanya menuliskan apa yang saya ingin tulis, mengenai apa yang saya pikirkan, mengenai apa yang saya alami. Apakah sungguh seperti dongeng anak kecil? Saya sedikit tersinggung sih, tapi lucu juga sih hehe. Mungkin benar, tulisan saya seperti dongeng anak kecil, dan mungkin karena saya yang masih imut dan unyu-unyu seperti anak kecil, sehingga ketika seseorang mengajak saya menikah, oh saya selalu merasa masih kecil.
Saya tipikal orang yang senang mengingat masa lalu yang menyenangkan, mengingatnya membuat saya terhibur, saya bahkan masih bisa tertawa ketika mengingat kejadian lucu yang pernah saya alami, bahkan ketika saya mengingatnya untuk yang ke-sekian-sekian kalinya tapi, itu selalu lucu. Sampai-sampai saya senyam-senyum sendiri di jalan ketika macet dan orang lain melihat saya dengan tatapan penuh tanya, saya yang menyadarinya buru-buru memasang tampang cool kembali.
Dulu waktu saya masih kecil, saya pernah iseng menyembunyuikan gigi palsu kakek saya (sekarang sudah alm.) di gudang rumah. Tadinya saya tidak berniat menyembunyikannya, tapi karena saya hampir kepergok sedang memainkan gigi palsu itu diam-diam jadi terpaksa saya sembunyikan, saya tidak mau di omeli. Sampai akhirnya seluruh keluarga mencari gigi palsu itu ke pelosok rumah karena kakek saya terus uring-uringan, dan saya tetap tidak mengakuinya. Hingga entah beberapa minggu kemudian, nenek saya menemukan gigi palsu itu dan seluruh keluarga mengira tikus lah yang membawanya ke gudang, dan tikus itu adalah...saya.
Baru-baru ini lah saya mengakuinya, setelah sebesar ini, saya baru cukup punya nyali. Tapi setelah kakek meninggal, dan saya belum sempat meminta maaf. Semoga kakek ikhlas mengampuni kesalahan saya.
Masih berhubungan dengan alm. kakek, karena dulu saya pernah tinggal satu rumah dengan kakek nenek saya, dan dulu saya adalah anak yang suka sekali main-main dengan barang-barang orang lain (yang ada di rumah), saya selalu penasaran dan ingin mecoba, saya kakaratak dan saya menemukan cream berwarna bening yang di wadahi ke wadah bekas cream wajah vaseline berwarna biru. Saya ingat sekali bagaimana bibi saya selalu melarang saya memakai cream vaseline nya, dan saya senang bisa menemukan cream itu di kamar nenek, tapi kok warnanya bening, mungkin ini rasa baru.
Saya pun memakainya ke seluruh permukaan wajah dan tangan. Tapi kok wajah saya jadi lengket sekali dan bau sekali rasanya dan wajah saya jadi memerah. Seperti biasa, saya tidak ngaku ketika mamah nyecer saya dengan segala pertanyaan kenapa kulit saya beraroma tidak sedap dan lengket sekali bahkan ketika mamah mencuci muka saya, itu malah seperti muka saya di cuci sama minyak. Dan ada lendir-lendirnya. Jadi apa kamu tahu itu cream apa? Itu ternyata salep gatel guys. Salep gatel dari Mekkah punya kakek saya. Kakek mah malahan make nya dikit-dikit sekali karena takut abis eh malah saya lumuri ke muka dan tangan sampai mau habis. Dan akhirnya mamah di omeli kakek, dan saya di omelin mamah.
Sebenernya saya anak pendiam, saya tidak nakal tapi rasa penasaran saya selalu membuat semuanya kacau. Saya tidak pandai bergaul dengan anak-anak yang lain, saya lebih sering bermain sendiri di halaman dengan seperangkat 'rumah-rumahan' dan imajinasi. Kata mamah, dulu saya sering ngomong sendiri, dengan rambut penuh bunga-bunga, sampai bunga-bunga itu di selipin di lobang telinga. "Uyuhan teu garetek" kalo kata mamah. Saya pun tidak ingat, mamah yang sering bercerita tentang kelakuan saya yang mengerikan dan terkadang saya tidak mau mempercayainya. Katanya saya dulu paling sering pup di celana dan gak ngaku sampai pupnya mengering di celana saya. Dan tentu saja, saya tidak percaya akan hal itu.
Kalau di ceritakan, sebenernya banyak sekali kenangan yang membuat saya bahagia. Saya selalu senang mengingatnya dan itu membuat saya merasa tidak kehilangan masa kecil yang bahagia, seperti yang banyak di alami oleh anak kecil jaman sekarang. Saya bahkan selalu berkhayal dimana saya ingin kembali mencadi kecil lagi dan semuanya menjadi seperti dulu lagi. Ada masa dimana kita sangat mengiginkan sesuatu kembali, sesuatu yang pada kenyataannya tidak bisa di kembalikan karena memang sudah seharunya demikian. Ingin kembali merasakan atau ingin menglenyapkan sebuah penyesalan, tapi apapun bentuk keinginannya itu tetap tidak mungkin.
Mereka hanya akan menjadi kenangan, yang akan terus tersimpan dalam memori. Tidak bisa lagi kita merubahnya dengan apapun. Kalau ingin kembali, kapanpun, saya cukup menutup mata dan membayangkan, seketika itu pun saya kembali kepada mereka. Menjadi bahagia :)
Sebenernya saya anak pendiam, saya tidak nakal tapi rasa penasaran saya selalu membuat semuanya kacau. Saya tidak pandai bergaul dengan anak-anak yang lain, saya lebih sering bermain sendiri di halaman dengan seperangkat 'rumah-rumahan' dan imajinasi. Kata mamah, dulu saya sering ngomong sendiri, dengan rambut penuh bunga-bunga, sampai bunga-bunga itu di selipin di lobang telinga. "Uyuhan teu garetek" kalo kata mamah. Saya pun tidak ingat, mamah yang sering bercerita tentang kelakuan saya yang mengerikan dan terkadang saya tidak mau mempercayainya. Katanya saya dulu paling sering pup di celana dan gak ngaku sampai pupnya mengering di celana saya. Dan tentu saja, saya tidak percaya akan hal itu.
Kalau di ceritakan, sebenernya banyak sekali kenangan yang membuat saya bahagia. Saya selalu senang mengingatnya dan itu membuat saya merasa tidak kehilangan masa kecil yang bahagia, seperti yang banyak di alami oleh anak kecil jaman sekarang. Saya bahkan selalu berkhayal dimana saya ingin kembali mencadi kecil lagi dan semuanya menjadi seperti dulu lagi. Ada masa dimana kita sangat mengiginkan sesuatu kembali, sesuatu yang pada kenyataannya tidak bisa di kembalikan karena memang sudah seharunya demikian. Ingin kembali merasakan atau ingin menglenyapkan sebuah penyesalan, tapi apapun bentuk keinginannya itu tetap tidak mungkin.
Mereka hanya akan menjadi kenangan, yang akan terus tersimpan dalam memori. Tidak bisa lagi kita merubahnya dengan apapun. Kalau ingin kembali, kapanpun, saya cukup menutup mata dan membayangkan, seketika itu pun saya kembali kepada mereka. Menjadi bahagia :)
memori masa kecil ya... tadi malam saya malakukan perjalanan bersama seorang bro, kami banyak berbicara tentang apa yang terjadi pada diri kami masing masing, sampai kami tiba disuatu saat kami menceritakan masa kecil kami, dia bercerita dulu dia selalu ingin ikut ibunya pergi ke pasar atau kemana saja untuk belanja atau sekedar main... dan itu yang membuat saya tertarik kemudian melanjutkannya, saya waktu kecil tidak pernah mau ikut kemana mana, saya lebih suka main dirumah atau sama temen temen kampung saya, tapi mamah selalu memaksa saya untuk ikut dan akhirnya saya tetap tidak ikut, mungkin karena itu, sekarang ini saya tidak terlalu nyaman ada di keramaian.
BalasHapusjika saya di rumah sendirian itu suatu momok menakutkan buat mamah saya, mamah selalu takut terjadi apa apa kalo saya di rumah sendirian, bukan terjadi apa apa pada saya tapi terjadi apa apa pada rumah dan barang barang di rumah, kenapa begitu? karna saya suka iseng maenin maenan yang gak umun dan juga suka sekali bermain api... berapa kali saya hampir membakar rumah saya, saya mungkin sedikit ceroboh... dimulai dari tidak lupa mematikan kompor waktu rebus emih sampe mie nya gosong, bakar kalender dan membuat langit langit rumah dan tembok pada item sampe bakar kasur... yah untuk aja rumah saya masih selamat...
sampe sekarang saya masih suka bakar bakar sesuatu kalo megang korek... untung aja saya bukan perokok jadi, gak ada korek di saku saya, sepertinya kebiasaan kecil saya masih melekat erat yah...
saya juga suka berimajinasi... dan saya benar benar hampir gila waktu kecil, dulu nintendo adalah mainan paling keren di seantero komplek... beberapa teman saya memilikinya, tentu saja saya pun ingin memilikinya, tapi semakin saya merengek semakin saya di marahi bapak saya... bapak saya benar benar tidak mau membelikan saya nintendo... lagi pula waktu itu di rumah saya cuma ada tivi hitam putih yang gak ada colokan buat kabel video audio... saya sedih dan terpukul sekali waktu itu, saya menggambar nintendo tv lengkap dengan stick di pintu dapur rumah, kemudian saya perhatikan gambar itu sambil berharap bapak saya membelikannya... tapi seiring saya lupa dengan nintendo... bapak saya pun tidak pernah membelikannya... sampai pada akhirnya saya bisa membeli nintendo sendiri... itu pun waktu SMA, waktu yang lain sudah sibuk main PS2... tapi tak apa, saya suka sekali dengan nintendo sampe sekarang nintendo bisa dimaenin di hape... walau saya bukan pemain yang jago tapi "setiap bit di nintendo selalu membawa saya ke masa lalu" << wiiih quote of the day!!!
huaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hapuskalau kamu jadi anak mamah saya, pasti sudah di rante tangan kakimu wkwkwk karena saya dulu ngotorin rumah dikit aja di marahin sama mamah. Tapi alhamdulillah untungnya kamu masih di selamatkan.. gak kebayang kalo kamu kebakar siapa yang bakal komenin blog saya :(
mungkin bapak kamu juga ingin di belikan nintendo sama kamu kala itu, mungkin.. mungkin bapak kamu sedang memberikan #kode tapi kamu tidak pernah mengerti, mungkin...
nintendo memang asik bung.. sayapun dulu waktu sebelum masuk TK sudah punya nintendo (di belikan sama bos bapak saya) kaset game nya masih gede gede gitu ada power ranger, super mario beberapa versi, balap mobil, dll. Tapi karena saya punya banyak kakak dan sepupu dan mereka lebih banyak main dari pada saya karena saya masih di anggap terlalu ke kecil buat main nintendo kala itu maka saya selalu tersisihkan dan hanya menjadi penonton saja. Waktu berlalu hingga saya mulai agak besar dan kakak dan sepupu saya selalu main terus hingga akhirnya nintendo pun rusak dan kamu taulah saya belum puas main nya. Nintendonya harus di banting2 dulu baru nyala. Hingga pada akhirnya nintendo benar benar tidak nyala dan rusak untuk selamanya.
hahaha... gimana kalo ternyata saya udah kebakar terus komen di blog kamu... ooohohohohoho....
Hapusgak tau ya, bapak saya gak jago bikin kode kayaknya... tapi bapak saya itu ah... mungkin semua bapak sama, bakal berbuat yang terbaik buat anaknya... bapak saya keren... dulu pas musim mobil mobilan yang di dorong itu... tau gak? yg dari kayu itu... bapak saya bikin mobilnya di pahat gitu... beuh keuren... sayak gak yakin bisa bikin kayak begitu... yang laen mah pake triplek... yg saya kayu asli... walaupun bentuknya kayak oplet mandra... tp saya bangga banget dorong dorong itu mobil... tapi asli itu keren banget!!! detailnya... superb!!! dan ah... bapak saya emang paling jago bikin yang aneh aneh... bikin track tamiya aja pake bungkus roko... ih sadis gak tuh kerennya... berapa bungkus roko tuh abis... banyak banget!! bapak saya hipster banget!!!