Semua Telah Berubah

Selama ini saya merasa bahwa saat ini kita sedang melewati waktu, tapi kenyataannya waktulah yang melewati kita. Waktu yang selama ini berjalan ternyata tidak 'begitu saja' berlalu. Konon katanya sang waktu sangat mahal harganya, tidak bisa di beli dengan nilai berapapun, tidak bisa di tukar dengan apapun. Dan konon katanya, waktu tidak akan pernah bisa di ulang kembali. Mungkin kamu bisa mengulang adegan film yang tidak sengaja kamu lewatkan di media player dengan mengklik mundur durasi film nya ke menit berapapun yang kamu  mau, lantas kamu pun bisa kembali menonton adegan yang tadi kamu lewatkan. Tapi, ternyata waktu tidak ikut mundur bersamamu.

Lantas waktu telah melewati saya meninggalkan hal-hal luar biasa, melewati orang-orang di sekitar saya. Seperti halnya film tadi, saya merasa kehilangan adegan dimana saya tidak melihat perkembangan orang-orang di sekitar saya. Times changes everyone. Mereka tumbuh menjadi semakin besar, semakin tua, dan bahkan muncul beberapa bayi yang saya pikir muncul begitu saja ke dunia ini. Katanya bayi yang itu adiknya si anu, katanya bayi yang ini anaknya si anu, astaga kapan nikahnya?! Waktu begitu banyak telah melewati saya.

Kemarin waktu liburan lebaran, saya menyempatkan bersilaturahmi ke rumah saudara-saudara saya. Memang saya adalah anak yang kurang gaul di kampung sehingga begitu banyak informasi yang meninggalkan saya dan itu membuat saya kaget ketika melihat banyak sekali perubahan yang terjadi pada orang-orang di sekitar saya. Dan tiba-tiba ada yang menggodai saya, kumpulan ABG lelaki tanggung umur 15 tahunan bersiul-siul genit ketika saya berjalan melewai mereka. Sungguh berani. Dan ketika saya melihat salah satu dari mereka, rasanya kok kenal, ohemji, dia adalah adik saya waktu di pengajian saya dulu. Teryata 4 dari mereka adalah adik-adik saya, dulu mereka saya 'wuruk', saya sedikit banyak pernah mengajari mereka belajar membaca qur'an. Saya lumayan kaget, begitupun mereka yang di tambah rasa malu, mungkin mereka juga melewatkan perubahan saya.

Kemudian saya di ceritakan teman ngaji saya yang kebetulan dia main ke rumah, namanya Tuti, dia juga teman mejeng saya waktu saya masih muda dulu, kita biasanya mejeng di pinggir jalan depan rumah saya sambil gendong adik saya yang masih bayi + nyuapin makan, terus Tuti gendong keponakan saya yang dia asuh, kita mejeng sambil gendong bayi supaya gak di godain. Balik lagi ke inti, dia yang memang tinggal di kampung dan lumayan tahu banyak tentang informasi yang meninggalkan saya. Tuti cerita tentang si D, yang kerja di kota dan sekarang lagi bangun rumah di dekat rumahnya Tuti, waw itu menakjubkan. Lalu katanya si P sudah nikah 4 bulan yang lalu, astagaaaa padahal setau saya si P itu masih kecil, terakhir saya lihat masih kelas 5 SD. Terus si H sama si E nikah katanya, duh padahal mereka dulu paling gak akur dan setau saya si H sukanya sama si S yang masih sepupuan sama si E. 

Bahkan, saya kaget melihat adik saya bungsu sudah memakai seragam SD, lalu adik saya yang satunya sudah genit dan suka dandan, dan adik laki-laki saya sudah punya pacar. Padahal mereka dulu mandinya bareng saya. Melihat Mamah dan Papah, ya ampun leher Papah sudah keriput, tangan Mamah juga. Saya kadang tidak menyadari kalau waktu pun melewati mereka. Selama ini saya terlalu sibuk menajdi dewasa dan melupakan kalau orang tua saya juga menua. 

Kemudian saya berandai-andai, andaikan saya melakukan 'hal' yang seharusnya saya laukan, padahal saya mampu melakukannya tapi saya selalu menunda. Sebenarnya saya hanya menundanya sampai besok, tapi 'besok' itu terus berulang sampai 3 tahun terkumpulkan. Lalu menyesal. Entahlah memang saat ini pikiran saya sedang di penuhi andai-andai. Sehingga tertulis pada post ini dan mungkin kalian tidak akan terlalu paham dengan apa yang saya maksud. 

Dan semua telah berubah, mau tidak mau semuanya pasti berubah. Meskipun tidak ada yang di lakukan atau tidak ada yang di hasilkan tapi mereka tetap berubah, meninggalkan masa lalu yang tidak bisa berubah. Saya mungkin tidak tahu perubahan apa lagi yang akan di buat waktu ketika melewati saya, tapi setidaknya saya bisa merencanakan perubahan apa yang saya inginkan, at the very this time, kemudian saya berusaha dan setelahnya sepenuhnya menjadi urusan Tuhan. Apapun yang saya rencanakan, dan apapun yang Tuhan kehendaki, semoga selalu yang terbaik. Dan tidak ada yang menjadi sia-sia..

Menulis post ini sambil mendengarkan hujan di telinga kanan dan Time-Depapepe di telinga kiri.