Kamis, 21 Agustus 2014

I just want to move on from online shop

Wanita mempunyai sifat aneh yang tidak di mengerti laki-laki, katanya. Tapi masalahnya wanita selalu ingin di mengerti, wanita ingin agar laki-laki dapat mengetahui apapun keinginan atau masalah yang di hadapi wanita tanpa harus bertanya-tanya. Cukup menerima sinyal-sinyal dengan baik dan cobalah untuk pahami kami. Tapi emang sih kebanyakan laki-laki itu kayak handphone yang di bawa ke basement lantai 3, mereka buruk dalam menerima sinyal. Jadinyah mereka selalu menjadi sasaran empuk para wanita yang lagi cebel sama cedih. Dan mengatakan betapa anehnya kami.

Tapi tidak demikian dengan saya, saya memang lain dari yang lain, karena saya belum mempunyai pasangan jadi tidak ada tempat bagi saya untuk melampiaskan kesedihan atau kekesalan selain... selain nangis. Eh gak ding. I was really sad but then i ordered some stuff online. I feel ok now. Yah, saya sedih karena pekerjaan saya yang sulit membuat otak saya sakit selama beberapa hari terakhir. Mumet. Lalu kemarin saya memesan beberapa barang dari onlineshop dan Alhamdulillah saya merasa pikiran saya lebih baik. Saya bahagia ketika tadi pagi barang saya sampai dan membuat senyum saya kembali.

exactly!
 Dan itu berulang-ulang setiap kali saya sedih atau mumet. Memang kebiasaan buruk saya adalah berbelanja, dan keluarga sayapun sudah lelah untuk mengingatkan. Kamu tau tidak berapa kali saya sedih dalam sebulan? Sedangkan dalam sebulan saya hanya  menerima gaji satu kali. Dan ketika jatah belanja saya habis, tambah sedihlah saya yang malang ini. Saya kemudian me-unfollow beberapa akun online shop di instagram, tapi kalo punya jatah belanja saya follow lagi sih.

Tapi jangan salah paham dulu, materi memang bisa 'sedikit' membeli kebahagiaan untuk sementara, tapi kebahagiaan yang di hasilkan dari materi sebetulnya hanya sia-sia. Karena kebahagiaan yang hakiki sebenarnya ada pada diri kita sendiri, disini, dan beberapa hanya belum bisa mengendalikannya termasuk saya. Mungkin kata yang tepat untuk 'mencari kebahagiaan dalam materi' adalah pelampiasan. Toh pada akhirnya, barang yang sudah di beli kebanyakan hanya menggantung di lemari atau berdebu di dalam kardus. Sejatinya saya hanya seperti sedang mencari dan berkali-kali salah dalam menemukan.

Saya berpikir, mungkin kalau saya benar-benar telah menemukan kebahagiaan dalam hidup saya, saya akan menjadi kaya-raya karena saya tidak harus berbelanja. Atau sebenarnya saya sudah bahagia tapi seseorang entah siapa atau hal-hal yang entah apa membuat saya sedih dan mumet. Jika benar demikian, pelis atulah jangan buat saya sedih... itu melukai perasaan dan dompet saya. Sungguh buatlah saya bahagia dengan apa adanya. Andaikan saya punya seseorang yang selalu memberikan shoulder to cry on when im feeling down, mungkin juga saya bisa kaya-raya. Secara setiap ada hal-hal menyedihakan terjadi dia akan menjadi orang pertama yang mengembalikan senyum saya, bukan kurir si pengantar barang.



Or maybe i just tired for being alone..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar