Marah kepada Allah

Saat sesuatu yang kamu inginkan tidak kamu dapatkan, pasti kamu kecewa. Walaupun sedikit. Padahal kamu merasa sudah berusaha untuk mendapatkannya, kamu bernadzar, dan merasa pantas mendapatkannya. Tapi kamu tidak kunjung mendapatkan apa yang kamu inginkan. Kamu sudah lelah menunggu, kamu lelah berusaha, kamu lelah berdoa. Sifat manusia itu memang begitu.

Akhirnya, dengan hati pilu dan kekecewaaan kamu bertanya kepada Allah;

“kenapa Ya Allah, kenapa Engkau tidak mengabulkan doaku yang mungkin tidak akan memberatkan-Mu? Begitu besarkah permintaanku ini Ya Allah? Aku hanya meminta hal yang Engkau berikan juga kepada mereka. Yang bahkan mereka yang memiliki apa yang aku harapkan ini, menganggap sepele dan tidak bersyukur atas karunia-Mu itu. Hanya itu Ya Allah.. Ku mohon kabulkan… aku selalu berdoa kepada-Mu, bahkan di waktu-waktu ketika mereka tertidur, aku memohon kepada-Mu agar Engkau mengbulkan permintaan kecilku ini. Kenapa Engkau tega kepadaku Ya Allah.. aku berdoa , aku menjalankan kewajibanku, aku berikhtiar agar permintaanku terkabul, tapi tidak Engkau kabulkan juga. Sudah bertahun-tahun Ya Allah.. ku mohon…”

Kamu pun menangis dan sangat menyedihkan.

Tapi Allah belum juga mengabulkan, dan kamu sudah sangat tidak sabar. Sifat manusia itu memang begitu.

Akhirnya, kamu kecewa kepada Allah. Kamu ‘ngambek’  kepada Allah. Dan kamu menunjukan itu semua dengan kamu hanya menjalankan kewajiban mu saja. Tidak lagi berdoa dan hanya ibadah seperlunya, yang wajib-wajib saja. Kamu meninggalkan shalat malammu, meninggalkan shalat dhuhamu,  meninggalkan dzikirmu, dan kamu tidak berdoa lagi. Kamu sungguhan ngambek kepada Allah.

Hati jahat kamu berkata, “ah sudahlah, kamu tidak perlu lagi mengharapkan doa terkabul lagi, biarlah. Sekeras apapun Allah tidak akan mengabulkan doa kamu.”

Hingga hari-hari berlalu, kamu merasakan kondisimu semakin parah, dan imanmu menjadi hambar.  Kamu menangisi itu di depan cermin, memandangi sosok kamu yang menyedihkan begitu lemah imannya, jauh dari Allah. Dan hati malaikat kamu berbicara kepadamu, menyadarkan bahwa,

“Kenapa kamu melalukan ini? Allah pastilah mencintai hamba-Nya yang bersabar dan bersyukur. Tanpa kamu sadari, sesungguhnya kamu juga termasuk orang yang tidak bersyukur dan mendustakan nikma-Nya. Lihatlah, kamu hanya tidak memiliki keindahan seperti orang lain, tapi banyak dalam diri kamu yang sangat di harapkan oleh orang lain. Kamu harus melihat itu. Tidak ada manusia yang sempurna, Allah melakukan itu agar hamba-Nya berfikir, dan bersyukur atas nikmat dalam hidup mereka.

Percayalah, kamu seperti ini hanya akan merugikan dirimu sendiri. Kembalilah merayu Allah.. beribadah kepada-Nya. Itu akan lebih menguntungkan kamu. Karena kalaupun kamu menjauh, Allah sungguh tidak akan merugi. Kamulah yang sangat merugi. Kembalillah memeluk Allah mu, percayaah bahwa Allah punya rencana lain yang lebih baik untukmu.

Ingatlah, bahwa apa yang kamu sukai, belum tentu baik untukmu. Allah adalah Maha Mengetahui. Allah Maha Penyayang pasti akan memelukmu kembali. Percayalah…”

Kamu menangis menyesali perbuatan bodoh kamu, dan kamu juga sedih menyadari betapa dangkalnya pemikiranmu, juga imanmu. Allah itu adalah Tuhan semesta alam, dan kamu hanyalah makhluk kecil yang tidak berarti apabila kamu meninggalkan Tuhanmu. 

and for all I have :)

Ya Allah ampunilah aku, yang selalu mengeluh dan tidak pandai bersykur. Ampunilah aku, dan sembunyikanlah aibku. Ampunilah aku, dan selamatkan aku. Ampunilah aku, dan aku sangat bersyukur.

Fita