Rabu, 03 Juni 2015

Kelabu

That's the thing about pain. It demands to be felt.


Kita sudah kembali bertemu dengan Juni, apakah kamu merasa ini cepat? Apa terlalu cepat? Bulan Juni adalah bulan saya. Biasanya saya begitu antusias menunggu kehadiran bulan ini setiap tahun dalam hidup saya tapi, tapi Juni sekarang tidak seperti biasanya. Perasaan antusias itu kalah banyak dengan perasaan buruk yang akhir-akhir ini datang dan membuat bahagia saya berkurang sedikit banyak. Bulan Mei kemarin saya bahkan tidak membuat tulisan apapun. Bukannya tidak mau menulis, atau tidak ada yang ingin di tuliskan. Banyak. Sebenarnya ada banyak sekali hal yang ingin saya ceritakan. Tapi tangan hanya terdiam di atas keyboard, mata menatap kosong layar monitor dan pikiran saya pergi entah kemana.

Apakah semua langit sama mendungnya seperti disini? Saya bahkan sampai bosan menatap mendung yang tidak kunjung hujan. Mungkin langit sedang mencoba tabah pada kesedihannya, sama sepertiku, menjalani ketabahan, sering kali terlihat kelabu. Saya berusaha untuk selalu tabah, saya berusaha untuk membuat semuanya menjadi tidak sia-sia. Tapi terkadang beberapa hal membuat air mata terasa terlalu berat, saya lelah untuk menahannya. Bagaimana kalau hujan ini kita biarkan saja? I'm trying to escape.

***

NB: Flashback, bulan Mei 2015 kemarin adalah bulan terberat namun juga terberkah. Hati dan perasaan saya sudah babak belur rasanya, banyak kejadian menyakitkan dan beberapa orang melukai perasaan saya sampai begitu perih rasanya. Tapi bersukur saya memiliki seorang yang menjadi satu-satunya tempat berbagi selain kepada Tuhan YME, terimakasih 'kekasih', yang selalu bersedia memeluk kesedihan dan membuat air mata cepat mengering. Karena hanya di depan matamu mataku tidak ragu untuk menangis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar