Kamis, 08 September 2016

Lika-Liku Gigiku (Part III: Usaha di Jakarta)

Sekian lamanya menanggung penderitaan sakit gigi, setelah 2x usaha di dua kota berbeda dan tanpa hasil yang signifikan, *sigh*. Saya bener-bener pasrah atas kondisi gigi saya yang gak tau lagi harus di apain. 2 mingguan setelah usaha di Klink Jatikramat gigi saya kembali kokoh di dalam gusinya meskipun bagian dalamnya patah. Bagian terburuknya adalah: saya tidak bisa lagi pasang kapas di gigi saya sodara-sodarah. Kalo soal gimana saya makan dan gimana saya menjalani hidup setelahnya mah jangan di tanya dah, sakit banget pokoknya kalo di ceritain. Kondisi ini bener-bener bikin bingung, bingung harus gimana menghadapi rasa sakit, risih, dan takut sekaligus. Pokoknya semuanya serbasalah.

Senin, 05 September 2016

Lika-Liku Gigiku (Part II: Usaha di Bekasi)

Setelah sekian lama semenjak usaha cabut gigi di Bogor itu, yang gak sukses itu, gigi saya bertahan dengan kapas cukup lama. Sekitar setahunan lebih lah, sampe akhirnya si kapas juga gak sanggup lagi "membantu" menutupi si bolongnya gigi itu, udah kurang ngajar banget pokonya. Tiap kali lagi kumat sakitnya, saya gabisa masukin kapas ke gigi kan sakit, boro-boro di ganjel ke toel aja sama lidah sakitnya kayak kesetrum. Jadinya saya gabisa makan, gak mau ngomong, dan gak boleh di ganggu.

Sabtu, 03 September 2016

Lika-Liku Gigiku (Part I: Usaha Di Bogor)

Mulanya sejak SMP sih, saya menyadari adanya gigi geraham saya yang berlubang. Kecil, kecil sekali. Tapi karena kecil itulah saya anggap itu enteng. Di tambah tidak ada rasa sakit yang di rasakan jadi yah tambah merasa "tidak berdosa" lah si gigi saya itu. Hingga pada suatu hari (kayaknya waktu saya SMK deh) ketika saya makan biscuit, tetiba saja saya merasa seperti kena setrum bertegangan tinggi menjalar ke kepala sampe ujung kaki dan sumber setrumnya itu dari gigi saya yang bolong kecil itu. Luar biasa sakit nyaaaa sampe terasa berhari-hari. Dan ternyata si lubangnya itu sudah tidak sekecil dulu sodara-sodarah, dia tumbuh dan merajalela. Mungkin udah mulai kena sama sarapnya. Dan dari situlah dengan sangat terpaksa saya berkenalan dengan yang namanya sakit gigi.